Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bapanas: Bansos Daging Ayam dan Telur Diberikan ke 1,46 Juta Masyarakat Berisiko Stunting

Bapanas mengumumkan bantuan sosial atau bansos berupa daging ayam dan telur segera digelontorkan.

27 Maret 2023 | 09.01 WIB

Pengurus RT mengumpulkan sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BSNT) untuk dibagikan ke penerima manfaat di desa Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Selasa, 13 Juli 2021. Kementerian Sosial telah mencairkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk 18,8 juta penerima manfaat seiring diberlakukannya PPKM Darurat. ANTARA/Dedhez Anggara
Perbesar
Pengurus RT mengumpulkan sembako Bantuan Pangan Non Tunai (BSNT) untuk dibagikan ke penerima manfaat di desa Pabean udik, Indramayu, Jawa Barat, Selasa, 13 Juli 2021. Kementerian Sosial telah mencairkan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk 18,8 juta penerima manfaat seiring diberlakukannya PPKM Darurat. ANTARA/Dedhez Anggara

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengumumkan bantuan sosial atau bansos berupa daging ayam dan telur akan segera digelontorkan. Bansos dua komoditas ini akan diberikan kepada kelompok sasaran yang lebih spesifik, yaitu 1,4 6 juta kelompok masyarakat dengan risiko stunting.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Penerimanya berdasarkan data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)," ujarnya dalam keterangan tertulis pada Ahad, 26 Maret 2023. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendistribusian bansos daging ayam dan telur ini akan dikelola oleh BUMN Pangan ID Food. Arief menuturkan pihaknya akan berupaya menyalurkan bansos ini sebelum Lebaran 2023 atau Idul Fitri. 

Lebih jauh, Arief menjelaskan Bapanas akan membantu penyerapan hasil penyerapan hasil produksi peternak ayam boiler dan petelur dalam negeri. Kemudian pasokan tersebut diberikan ke keluarga yang memiliki risiko stunting. 

"Jadi di hulu kami serap, di hilir kami berikan ke masyarakat yang lebih detail lagi, yaitu keluarga risiko stunting berdasarkan data dari BKKBN" kata Arief. 

Dengan demikian, menurutnya, ekosistem pangan dapat terintegrasi sehingga sinergi hulu-hilir dapat terjaga. Sebab, di sisi hulu hasil produksi petani peternak dan nelayan dapat terserap melalui peran BUMN Pangan sebagai offtaker. Sementara di hilirnya, kata Arief, berbagai program pemerintah seperti pengentasan stunting dan pengentasan daerah rentan rawan pangan dapat tereksekusi dengan baik. 

Bapanas juga menekankan pentingnya kerja sama antardaerah dalam membangun sinergi hulu hilir tersebut dalam menjaga stabilitas pangan dan mengendalikan inflasi. Ia menilai pemerintah daerah bertanggung jawab terhadap pangan di daerahnya masing-masing. 

"Program-program pengentasan kemiskinan dan pengendalian inflasi yang dijalankan di daerah juga akan berdampak pada pergerakan ekonomi daerah dan nasional." ujar Arief. 

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

Riani Sanusi Putri

Lulusan Antropologi Sosial Universitas Indonesia. Menekuni isu-isu pangan, industri, lingkungan, dan energi di desk ekonomi bisnis Tempo. Menjadi fellow Pulitzer Center Reinforest Journalism Fund Southeast Asia sejak 2023.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus