Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Berkunjung ke Kamboja, Bos ASEAN-BAC Ungkap Potensi Kerja Sama Digital, Pariwisata, hingga Pertanian

Ketua ASEAN Business Advisory Council dan Ketua Umum Kadin Arsjad Rasjid berkunjung ke Kamboja membahas kerja sama pariwisata dll.

5 April 2023 | 14.02 WIB

Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dalam konferensi pers di acara Asean-Business Advisory Council atau BAC 2023 di Shangri-La Hotel, Jakarta Pusat, pada Senin, 30 Januari 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi
Perbesar
Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid dalam konferensi pers di acara Asean-Business Advisory Council atau BAC 2023 di Shangri-La Hotel, Jakarta Pusat, pada Senin, 30 Januari 2023. TEMPO/ Moh Khory Alfarizi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) Arsjad Rasjid melakukan kunjungan delegasi ke Phnom Penh, Kamboja. Dalam kunjuangannya, Arsjad yang juga Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) mengatakan sempat membahas potensi kerja sama antara Indonesia dan Kamboja, di antaranya transformasi digital, pariwisata, dan menjadikan ASEAN sebagai pusat baru rantai pasok global.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Melalui upaya ini, kami bermitra dengan Kamboja untuk menciptakan ekonomi yang lebih tangguh dan inklusif, menarik investasi asing, dan memperkuat posisi kawasan sebagai pemain kunci dalam lanskap digital global," ujar Arsjad dalam keterangan tertulis pada Rabu, 5 April 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada 2022, selama Keketuaan Kamboja di ASEAN, ada penekanan mengenai promosi sentralitas dan kesatuan ASEAN dalam memajukan ekonomi digital, e-commerce, dan transformasi industri. Hal itu, kata dia, mencakup fokus pada peningkatan konektivitas regional dan mempererat people-to-people connectivity.

Melalui momentum ini, Arsjad berujar, Keketuaan Indonesia di ASEAN-BAC memprioritaskan transformasi digital sebagai sarana untuk meningkatkan perdagangan dan investasi. “Mencakup inisiatif seperti ASEAN QR Code, Marketplace Lending Platform, dan Wiki Entrepreneur yang bertujuan meningkatkan kerja sama bilateral dalam hal perdagangan dan investasi antara negara di kawasan melalui transformasi digital,” kata dia.

Perdagangan barang antara Kamboja dan Indonesia telah berkembang pesat, dengan total US$ 948,533 juta pada 2022 dan kontributor terbesar impor Kamboja sebesar 96 persen. Kamboja mengekspor sebagian besar alas kaki, rajutan, aksesoris, dan glassware ke Indonesia.

Di sisi lain, Wakil Ketua ASEAN-BAC Bernardino Vega mengatakan Kamboja juga mendistribusikan produk Indonesia seperti makanan dan minuman, minyak goreng, produk kesehatan dan obat-obatan, perawatan rumah, pupuk, dan produk kertas.

"Bayangkan jika kita dapat melakukan transaksi perdagangan ini dengan bantuan digitalisasi, target perdagangan bilateral antara Indonesia dan Kamboja yang diharapkan oleh Menteri Perdagangan Pan Sorasak lebih dari $1 miliar tahun ini dapat tercapai," ucap Vega.

Selanjutnya: Arsjad menambahkan bahwa rangkaian pertemuan bisnis.... 

Kerja sama di bidang pariwisata dan pertanian

Arsjad menambahkan bahwa rangkaian pertemuan bisnis ini juga membuka pintu bagi kemitraan pariwisata antara organisasi publik dan swasta kedua negara. Menurut dia, Indonesia dan Kamboja telah membawa optimisme baru bagi industri pariwisata antara Indonesia dan Kamboja untuk memperkuat kerja sama pariwisata, investasi, dan pertumbuhan ekonomi. 

Mulai akhir April, AirAsia akan mengoperasikan penerbangan dari Jakarta ke Phnom Penh empat hari dalam seminggu, yang akan membantu industri pariwisata Kamboja dan mempererat hubungan perdagangan kedua negara. “Meski ada pandemi Covid-19 pada 2022, jumlah wisatawan Indonesia ke Kamboja mencapai rekor tertinggi sebanyak 75.653 orang, atau 3,3 persen dari total turis asing ke Kamboja,” tutur dia.

Arsjad pun menuturkan mengenai ketahanan pangan menjadi prioritas utama negara-negara ASEAN karena terancam oleh perubahan iklim. Indonesia, kata dia, berpeluang menjadikan kawasan ini sebagai pusat baru dalam rantai pasok global, dengan fokus pada sumber daya pangan dan pertanian. 

“Saya menyarankan agar negara ASEAN bersama-sama mengembangkan sektor pertanian mereka, menciptakan lapangan kerja, dan memastikan pasokan pangan yang stabil dan terjangkau,” kata Arsjad.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menerapkan sistem inclusive closed-loop untuk sektor pertanian. Menurut dia, pendekatan ini bertujuan untuk membantu petani dengan memberikan akses ke pendanaan, pengetahuan, teknologi, dan peluang pasar. 

Kerja sama antar negara anggota ASEAN, seperti kemitraan antara Indonesia dan Kamboja, disebutnya sangat penting untuk keberhasilan strategi ini. "Dengan inclusive closed-loop system, saatnya kita bekerja sama dan mengembangkan kemampuan pertanian kita, mendukung lebih banyak petani dan UMKM, serta meningkatkan efisiensi sistem pangan kita,” ucap Arsjad.

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus