Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bank-bank badan usaha milik negara (BUMN), seperti BRI, Mandiri, dan BNI, selalu masuk jajaran perusahaan pelat merah dengan kontribusi dividen terbesar terhadap kas negara. Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2024, pemerintah menargetkan perolehan dividen dari semua BUMN sebesar Rp 85,8 triliun, naik 5,27 persen dari realisasi pada 2023 yang sebesar Rp 81,5 triliun. Dari realisasi tahun lalu, bank-bank milik negara berkontribusi Rp 40,7 triliun atau sekitar 50 persen.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Di sisi lain, beban target laba dan dividen yang tinggi menyebabkan tingginya margin bunga bersih (net interest margin/NIM) perbankan. Presiden Joko Widodo pernah mengkritik tingginya NIM perbankan nasional dan menyebutnya sebagai NIM tertinggi di dunia. "Margin bunga bersih perbankan Indonesia rata-rata 4,4 persen. Itu tinggi sekali," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kalangan ekonom juga berpendapat, bank-bank negara seharusnya secara agresif meningkatkan portofolio pendapatan dari fee-based income atau pendapatan berbasis komisi yang bersumber dari layanan dan transaksi perbankan alih-alih mengandalkan pendapatan bunga semata. Untuk menekan tingkat NIM, diperlukan peningkatan daya saing industri perbankan.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo