Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Cina soal pembengkakan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Dia berujar kedua negara sudah menyepakati cost overrun sebesar US$ 1,2 miliar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Dari cost overrun US$ 1,2 miliar, total pinjaman Indonesia angkanya sekitar US$ 560 juta," tutur Luhut di dalam konferensi pers di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Senin, 10 April 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Indonesia pun telah melakukan negosiasi bunga pinjaman atau interest rate kepada Cina Development Bank (CDB). Pemerintah meminta agar bunga pinjaman turun dari 4 persen menjadi 2 persen. Namun, CDB menawarkan penurunan bunga utang menjadi 3,4 persen.
Luhut berujar pihaknya masih berusaha agar mendapatkan bunga lebih rendah. Dia berencana akan kembali ke Tiongkok pada awal Mei mendatang dan berjanji akan melakukan finalisasi besaran bunga pinjaman ini. Adapun tenor pinjaman proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini sekitar 30 tahun.
Meski tingkat suku bunga yang ditawarkan CDB masih di atas harapan, Luhut mengaku percaya diri Indonesia mampu membayarnya. Ia merujuk pada penerimaan pajak 2022 yang naik 48,6 persen. Ditambah, kata dia, pemerintah pusat sudah banyak melakukan efisiensi biaya APBN melalui digitalisasi.
Sementara itu, Luhut mengaku masih ada kendala pada skema penyaluran pinjaman proyek ini. Pihak Cina, kata dia, menginginkan jaminan pembiayaan dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Artinya, jika ada potensi gagal bayar maka dana bisa dibayarkan langsung dari APBN.
Tetapi, Luhut mengaku sudah menekankan pada pihak Cina bahwa prosedurnya akan menjadi sangat panjang jika menuruti permintaan tersebut. Karena itu, ia menawarkan penjaminan lewat PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PPI).
Lebih lanjut, Luhut mengatakan pembengkakan biaya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak akan mempengaruhi break even point (BEP). Sehingga diperkirakan proyek ini akan tetap balik modal dalam kurun waktu sekitar 40 tahun. Begitupun konsesi proyek ini akan tetap 80 tahun.
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.