Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Tokopedia akan menaikkan biaya layanan mulai dari 2 persen hingga 6.5 persen untuk mitra penjual yang terdaftar sebagai Power Merchant dan Power Merchant PRO per 1 Mei 2024, menyusul Shopee dan Lazada yang telah lebih dulu menaikkan biaya layanannya sejak Desember 2023.
Biaya layanan akan dihitung berdasarkan kategori produk yang terjual, yakni kategori A (naik menjadi 6,50 persen), B (5,50 persen), C (4 persen), D (3,10 persen), dan E (2 persen). Kelima kategori ini terbagi ke dalam pengelompokan berbagai jenis barang seperti barang elektronik, fesyen, ibu dan bayi, kecantikan, kesehatan, perawatan tubuh, makanan dan minuman, olahraga, dan rumah tangga.
Kenaikan biaya layanan lokapasar atau marketplace akan berdampak pada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menggantungkan pemasaran produknya ke pasar digital tersebut.
Sekretaris Jenderal Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Edy Misero mengimbau para pelaku UMKM fokus menggenjot penjualan mereka demi meminimalisir dampak dari kenaikan biaya lokapasar utama tersebut.
Edy mengakui bahwa keputusan tersebut menimbulkan kekhawatiran bagi para pelaku UMKM karena kenaikan biaya layanan ini dapat berdampak pada keuntungan mereka.
Namun, alih-alih menaikkan harga produk mereka, pelaku UMKM diimbau untuk menggenjot volume penjualan apalagi Tokopedia yang kini sudah merger dengan Tiktok adalah pasar yang besar dan potensial bagi mereka.
“Oke tidak apa-apa biaya layanannya naik 5 persen, tetapi bagaimana saya menggenjot penjualan saya, yang tadinya 1.000 buah, bisa tidak saya menjual jadi 2.000. Sehingga secara kualitas dan kuantitas akan menghasilkan keuntungan yang cukup,” ujarnya seperti dikutip ANTARA, Selasa, 23 April 2024.
Ia juga mengimbau para pelaku UMKM untuk memperhitungkan margin keuntungan mereka setelah adanya kenaikan ini. Di sisi lain, Edy berharap Tokopedia dapat meningkatkan biaya layanannya secara bertahap.
“Jangan membuat kami sebagai pelaku UMKM terkaget-kaget dengan kenaikan biaya layanan,” ujarnya “Meski demikian, satu hal yang harus dipegang oleh UMKM harus tetap bertahan dalam kondisi apa pun."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alasan Kenaikan Biaya Layanan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Director Corporate Affairs Tokopedia, Nuraini Razak mengungkapkan, bahwa alasan menaikkan biaya layanan itu untuk memberikan lebih banyak program kepada para penjual. Ia mengatakan, nantinya penjual di Tokopedia bisa menjangkau lebih banyak konsumen.
"Jadi sebetulnya ini investasi kita untuk seller, mereka bisa menjangkau lebih banyak konsumen, lebih banyak campaign. Itu kan semuanya pasti ada komponen biaya," katanya di Jakarta Pusat, Kamis, 25 April 2024.
Nuraini memastikan kenaikan biaya layanan ini tidak akan memberatkan, baik untuk konsumen maupun penjual. Menurut dia, pihaknya sudah memperhitungkan komponen-komponen sebelum menaikkan biaya layanan merchant tersebut.
"Komponen yang sebetulnya selama ini mungkin enggak terlalu dipikirkan, apakah ini sama atau mirip atau seimbang dengan misalnya berjualan offline," ucapnya.
Ia menjelaskan Tokopedia sudah lama tidak menaikkan biaya layanan untuk penjualan produk. Meski akhirnya kembali naik awal Mei nanti, ia menilai hal itu untuk keberlanjutan bisnis Tokopedia.
"Jadi memang pelan-pelan, untuk sustainability juga," ujarnya. Adapun nantinya kenaikan biaya layanan mulai 2 hingga 6,5 persen ini berlaku untuk Shop Tokopedia melalui aplikasi TikTok.
Tokopedia juga bakal terus memberikan promo dan cashback, sebagai bagian dari kampanye agar para penjual, khususnya produk lokal bisa semakin laku. "Enggak mungkin kami tidak memperhitungkan harga barang maupun komisi untuk seller, jadi promonya ada terus untuk menggaet pembeli," ucap Nuraini.
NOVALI PANJI NUGROHO | ANTARA