Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA – Sejumlah perusahaan menggenjot layanan logistik untuk menutupi anjloknya pendapatan selama masa pandemi. Sejumlah inovasi dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dari jasa pengiriman barang.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero), Didiek Hartyanto, menyatakan angkutan barang menjadi penopang perusahaan sejak pembatasan penumpang. “Pendapatan angkutan barang sampai Mei masih menunjukkan pertumbuhan,” kata dia kepada Tempo.
Pada Maret dan April 2020, pendapatan angkutan barang KAI mencapai kisaran Rp 600 miliar. Namun pada Mei angkanya menurun menjadi Rp 407 miliar, seiring dengan berkurangnya permintaan pengiriman batu bara. Mayoritas angkutan barang KAI melayani pengiriman batu bara.
Didiek menyatakan volume angkutan barang ini berpotensi turun hingga akhir tahun karena produktivitas industri yang menurun. Untuk itu, KAI kini memperluas pasar angkutan barang. “Kami akan masuk ke segmen pengiriman retail kecil, produk-produk UMKM, sayur-mayur, kerajinan tangan,” ujar dia. Perusahaan tak lagi membatasi pengiriman minimal 10 kilogram.
Perusahaan juga berencana menggandeng perusahaan ojek online untuk membantu pengiriman barang dari dan menuju stasiun. Perusahaan akan menawarkan paket pengiriman langsung ke tangan pengguna jasa menggunakan ojek online. Didiek mengaku masih berunding dengan penyedia ojek online untuk mewujudkan rencananya.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, Irfan Setiaputra, juga mencatat kinerja kargo lebih baik dibanding angkutan penumpang sehingga perusahaan mengoptimalkan layanan tersebut. Sebagai gambaran, saat pendapatan dari penumpang anjlok sekitar 90 persen hingga Mei lalu, pendapatan dari kargo hanya turun sekitar 30 persen.
Lini bisnis ini dinilai sangat potensial. Irfan memperkirakan dalam 20 tahun ke depan Garuda dapat mengangkut kargo internasional dari dan ke Indonesia sebanyak 1,1 juta ton.
Saat ini, Garuda berupaya mengoptimalkan layanan kargo yang berkaitan dengan penanganan Covid-19, seperti pengangkutan obat-obatan dan alat kesehatan. “Kami juga mengoptimalkan rute penumpang antarkota untuk bisnis kargo,” ujar dia. Garuda pun memodifikasi 26 pesawat penumpang untuk keperluan pengiriman barang, baik rute dalam maupun luar negeri.
Sekretaris Jenderal Indonesia Multimodal Transport Association, Kyatmaja Lookman, menyatakan hampir semua moda transportasi penumpang mengalihkan fokusnya untuk mengangkut barang. Angkutan penumpang sangat terpukul oleh adanya pembatasan kegiatan untuk mengurangi penyebaran Covid-19. “Bahkan bus juga melayani angkutan barang,” tutur dia.
Namun buah dari peralihan angkutan barang ini tak dirasakan oleh pengusaha truk. Lookman mengatakan volume pengangkutan barang oleh truk turun hingga 60 persen saat pandemi merebak. Setelah kegiatan industri mulai bergeliat, volume angkutan meningkat bertahap sekitar 20 persen.
Lookman menyatakan hanya truk kecil yang melayani pengiriman barang langsung ke pelanggan yang sedikit terkena dampak pandemi. Pasalnya, saat ini kegiatan konsumsi melalui e-commerce sedang meningkat sehingga kegiatan pengiriman barang ke konsumen cenderung tak berhenti.
FRANCISCA CHRISTY | YOHANES PASKALIS | VINDRY FLORENTIN
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo