Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Texmaco Akan Diaudit Sidang kabinet pekan lalu menunjuk Menteri Negara Riset dan Teknologi Hatta Rajasa untuk memimpin audit teknologi atas divisi engineering Grup Texmaco. Bola penyelesaian utang kelompok Texmaco bergulir kembali ke tangan pemerintah setelah obligasi dua perusahaan induk (newco) Texmaco—dengan nilai sekitar Rp 29 triliun—yang ditawarkan melalui program penjualan aset strategis, tak laku dijual. Obligasi tersebut telah berstatus gagal bayar (default) pada akhir Agustus lalu, saat kedua perusahaan Texmaco tersebut tidak melunasi kupon bunga senilai Rp 139 miliar. Dengan tipisnya kemungkinan Texmaco terjual, pemerintah kini dihadapkan pada dilema: membiarkan pabrik Texmaco menjadi mangkrak dan mengorbankan ribuan karyawan kelompok tersebut, atau menyelamatkan Texmaco dengan mengambil alih kepemilikan, yang membutuhkan biaya besar. Pemerintah, seperti diungkap oleh Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional, ingin agar masalah Texmaco diselesaikan dengan biaya serendah mungkin. Berdasarkan hasil kajian sementara, terlihat bahwa divisi tekstil Texmaco masih layak diselamatkan. "Divisi engineering masih harus diaudit dulu," ujar Menteri Negara Laksamana Sukardi. Pejabat Humas Texmaco, Nina Larasati, menjelaskan bahwa audit teknologi tersebut kini sedang berjalan. Dia menegaskan, aset Texmaco merupakan mesin-mesin produktif yang dibeli dari Eropa Barat. "Bukannya besi kiloan dari Eropa Timur." Gagasan untuk melakukan audit teknologi juga terkait dengan usulan Panglima TNI Endriartono Sutarto agar pemerintah mengambil alih Texmaco dan menjadikannya sebagai pemasok alat-alat militer.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo