Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aset kripto Bitcoin kembali melemah dengan menyentuh harga Rp 603.858.575 (US$ 42.145,35) pada pukul 17.23 WIB, Senin, 14 Februari 2022. Koin berkapitalisasi terbesar di dunia ini sempat bertengger di harga Rp 606.881.576 (US$ 42.351,45).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ethereum juga ikut merosot di harga Rp 41.017.786,6 (US$ 2.862,77) per koin. Padahal kemarin aset digital ini sempat berada di harga Rp 41.813.402,4 (US$ 2.918,3).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harga dua koin tersebut mengacu pada situs coinmarketcap.com. Nilai tukar Dolar Amerika Serikat terhadap rupiah juga merujuk pada Rp 14.322,50 per dolar.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi melihat investor fokus pada konflik antara Rusia dengan Ukraina yang berpotensi Perang Dunia Ketiga. Selain itu spekulasi The Fed bakal hawkish dalam melakukan transisi menuju pengetatan kebijakan moneter, sehingga menyusutkan likuiditas ke pasar kripto.
“Itu sebelum PBS melaporkan bahwa Amerika Serikat percaya bahwa pemimpin Rusia Vladimir Putin telah memutuskan untuk menyerang Ukraina dan telah mengomunikasikan rencana itu kepada militer Rusia,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis pada Senin, 14 Februari 2022.
Dia sependapat dengan Chief Executive Officer Litedex Protocol Andrew Suhalim, apabila Ukraina diserang situasi makin penuh ketidakpastian. Sebelumnya kode kenaikan suku bunga dari The Fed juga memberi keadaan harga Bitcoin yang terombang-ambing.
Ibrahim memperhatikan pernyataan Penasihat Keamanan Nasional As Jake Sulivan yang menyatakan serangan Rusia terhadap Ukraina bisa terjadi minggu depan. Bagaimanapun, Sulivan menyatakan Gedung Putih tidak mengklaim Vladimir Putin sudah memutuskan tentang persoalan ini.
“Washington mendesak semua warga AS untuk meninggalkan negara itu dalam waktu 48 jam. Negara-negara lain, termasuk Inggris, Jepang, Latvia, Norwegia, dan Belanda, meminta warganya untuk segera meninggalkan Ukraina,” tuturnya.
Adanya kabar ini, Ibrahim mengatakan sentimen konsumen Amerika Serikat turun ke level terendah lebih dari satu dekade pada awal Februari di tengah perkiraan peningkatan inflasi dalam waktu dekat.
FAIZ ZAKI
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.