Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Bos Garuda: Tidak Ada Intimidasi bagi Karyawan yang Tak Mau Pensiun Dini

Direktur Utama PT Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan opsi pensiun dini tidak wajib dipilih oleh karyawan.

6 Juni 2021 | 11.01 WIB

Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat berada di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 1 Oktober 2020. ANTARA/Muhammad Iqbal
Perbesar
Pesawat Garuda Indonesia Airbus A330-900neo bercorak khusus yang menampilkan visual masker pada bagian moncong pesawat berada di Hanggar GMF AeroAsia Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis, 1 Oktober 2020. ANTARA/Muhammad Iqbal

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Irfan Setiaputra mengatakan opsi pensiun dini tidak wajib diambil oleh karyawan. Pensiun dini tersebut merupakan penawaran yang bisa diambil pegawai secara sukarela untuk membantu menekan beban operasional perusahaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Ada satu dua-orang datang, tanya, Pak saya sebaiknya ambil (pensiun dini) atau tidak. Lalu saya kasih pendapat. Tapi saya tidak bertanggung jawab kalau tiba-tiba ada apa-apa sama perusahaan, terus kesempatan dia dapat pesangon itu hilang, jangan balik ke saya. Namun balik lagi, tidak ada intimidasi (bagi karyawan yang tak mau pensiun dini,” kata Irfan saat ditemui Tempo di kantornya, kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Sabtu, 4 Juni 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pensiun dini rencananya akan dimulai awal Juli mendatang. Irfan mengatakan perseroan telah mengkomunikasikan kebijakan itu dengan seluruh karyawan. Ia mengklaim perusahaan telah memberikan gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan yang muncul jika karyawan mengambil atau tidak mengambil opsi pensiun dini tersebut.

Tanpa merincikan jumlahnya, Irfan menyatakan program ini sudah diminati ratusan karyawan. Pada 2020, saat Garuda menawarkan pensiun dini yang sama, sekitar 600 orang ikut dalam program efisiensi tersebut.

Meski dilakukan di tengah kesulitan likuiditas, Irfan menjamin perusahaan akan memenuhi pesangon dan hak-hak lainnya bagi karyawan yang pensiun lebih cepat. Garuda, kata Irfan, telah menyisihkan anggaran pensiun dari dana operasi.

“Kami sisihkan pelan-pelan. (Pensiun dini) efektifnya kami tunggu adanya dana. Jadi bukan yang kita kurangi langsung, misalnya 3.000 (karyawan),” ujar Irfan.

Irfan pun belum menghitung total karyawan yang dibutuhkan setelah Garuda memangkas jumlah pesawat dan mengurangi jadwal penerbangannya. Garuda kini tengah mengkaji ulang rute-rute domestik, termasuk rute favorit, yang akan dipangkas frekuensi penerbangannya serta rute internasional yang memungkinkan untuk ditutup.

“Kami belum tahu (jumlah efisiensinya). (Untuk SDM total di Garuda) Jumlahnya (saat ini) 5.400 orang,” ujar Irfan.

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus