Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) atau KAI Commuter Asdo Artriviyanto menjelaskan mengenai pernyertaan modal negara yang akan didatkan perusahaannya. Menurut dia, ini merupakan wujud penyertaan modal negara atau PMN dari induk perusahaan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI ke KAI Commuter sebagai salah satu holding company.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Permohonan PMN itu juga melalui KAI, jadi PMN itu nanti akan di-deliver ke KCI,” ujar Asdo dalam konferensi pers di Kantor Pusat KAI Commuter, Stasiun Juanda, Jakarta Pusat, pada Kamis, 11 Januari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut dia, perusahaan membutuhkan dana untuk kebutuhan capex atau modal atau biaya yang dikeluarkan suatu perusahaan dalam jangka panjang sebesar Rp 8,65 triliun. Namun, dari jumlah tersebut PMN hanya bisa didapatkan senilai Rp 5 triliun, sisanya Rp 3,65 triliun KAI Commuter harus meminjam ke bank.
Adapun waktu cairnya PMN, dilakukan secara bertahap. “Pada 2024 itu Rp 2 triliun, 2025 Rp 1,5 triliun, dan pada 2026 Rp 1,5 triliun,” tutur dia.
Semua anggaran tersebut, ujar dia, akan digunakan untuk pengadaan rangkaian kereta (trainset) dari KRL. Mulai dari proses retrofit—penambahan teknologi atau fitur baru pada sistem lama—atau peremajaan 19 trainset. Termasuk pengadaan 16 trainset baru garapan PT Industri Kereta Api (Persero) atau PT Inka dan impor 3 trainset baru.
Untuk rencana impor 3 trainset baru, ia menuturkan, pihaknya sudah menemukan beberapa referensi dari trainset baru yang akan diimpor itu. “Ada 5 manufaktur yang sudah kami prospek yang kurang lebih bisa masuk prasarana di Indonesia,” kata dia. Manufaktur tersebut dari beberapa negara, termasuk Jepang.
Menurut Asdo, KAI Commuter didampingi Direktorat Jendera Perkeretaapian Kementerian Perhubungan masih mendalami hal yang berkaitan dengan spesifikasi. Tujuannya agar tidak salah dan bisa disesuaikan dengan prasarana di Indonesia, mulai dari listrik aliran atasnya, track-nya, lebar kereta, serta spesifikasi teknis lainnya.
Selain itu pihak KAI Commuter juga melihat mana yang lebih menguntungkan dari impor trainset KRL baru ini, terutama yang menyangkut dengan anggaran. Karena, ia berujar, anggaran ini didukung pemerintah melalui penyertaan modal negara atau PMN. “Itu harus disesuaikan anggarannya.”