Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Bos Krom Bank Bicara Soal Persaingan Bisnis Bank Digital. Bagaimana Strateginya?

Bank digital bakal diramaikan dengan persaingan berebut dana pihak ketiga. Bagaimana strategi bos Krom Bank, Anton Hermawan?

8 Desember 2024 | 12.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Presiden Direktur Krom Bank Indonesia, Anton Hermawan. Dok. Krom Bank Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Presiden Direktur Krom Bank Anton Hermawan berbagi cerita mengenai perjalanan Krom Bank setahun terakhir.

  • Krom mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 1.546,7 persen, dari Rp 156 miliar menjadi Rp 2,57 triliun.

  • Kunci keberhasilan Krom Bank antara lain menawarkan bunga tinggi bagi nasabah.

PERJALANAN selama 27 tahun di dunia perbankan membawa Anton Hermawan ke PT Krom Bank Indonesia Tbk. Ia mendapat tugas memimpin bank digital ini sebagai presiden direktur sejak Januari 2024. 

Krom Bank merupakan bank digital milik PT FinAccel Teknologi Indonesia. Anak usaha FinAccel Pte Ltd yang juga merupakan induk perusahaan Kredivo ini mengakuisisi 75 persen saham PT Bank Bisnis Internasional Tbk pada 2022. Bank asal Bandung, Jawa Barat, inilah yang kemudian ditransformasi menjadi bank digital.

Transformasi tersebut yang membuat Anton tertarik memimpin Krom Bank. "Tantangan yang diberikan melakukan transformasi fokus bisnis dari sebelumnya bank konvensional dengan layanan terbatas menjadi perbankan digital yang dapat memberikan jangkauan layanan yang lebih luas kepada masyarakat Indonesia," kata pria 55 tahun ini kepada Tempo, 3 Desember 2024. 

Meski sudah malang melintang di industri yang sama, Anton yang gemar berpelesir dan berolahraga pada waktu luangnya ini masih kerasan berkutat di sektor perbankan. "Pasar yang sangat dinamis mendorong saya untuk tetap up-to-date, lincah dalam membaca peluang, berinovasi, dan memberikan solusi, terutama seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi digital," tuturnya.

Dalam forum pertemuan bersama sejumlah media pada 3 Desember 2024 di Menteng, Jakarta Pusat, Anton berbagi cerita mengenai perjalanan Krom Bank setahun terakhir serta rencana menjalankan bisnis ke depan. Dia menyebutkan langkah ke depan bakal penuh tantangan, tapi tetap optimistis bisa menorehkan performa yang lebih baik daripada tahun ini. 

Selama beroperasi sejak Oktober 2023 hingga Oktober 2024 ini, Krom Bank mencatatkan performa positif. Salah satunya tampak dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 1.546,7 persen, dari Rp 156 miliar menjadi Rp 2,57 triliun. Kunci keberhasilan ini antara lain penawaran bunga tinggi bagi nasabah, mencapai 8,75 persen per tahun. Berikut penggalan wawancara bersama Anton Hermawan.

Apa yang menjadi kunci pertumbuhan signifikan DPK? 
Interest rate yang kami tawarkan termasuk yang paling tinggi atau bisa dibicarakan paling tinggi. Itu salah satunya.

Yang juga penting adalah cost and benefit-nya. Tentu saja, guna menarik pelanggan, kita bisa jorjoran untuk marketing. Kami lebih mengutamakan produk yang sangat menarik, speaks by itself. Jadi, orang-orang tanpa harus diimingi-imingi segala macam yang ruwet sudah melihat ini sebagai produk yang cukup menarik untuk digunakan.

Presiden Direktur Krom Bank Indonesia, Anton Hermawan (kanan) saat peluncuran aplikasi perbankan digital Krom di Jakarta, 27 Februari 2024. Dok. Krom Bank Indonesia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tahun depan masih akan tumbuh tinggi?
DPK kita akan naik cukup tinggi sebenarnya. Saya tidak bisa sebut angkanya. Sangat menantang. Kalau melihat angkanya, streslah sayanya, ha-ha-ha. Mohon doanya saja. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Satu hal yang akan terjadi adalah perang DPK pada 2025. Kami akan semakin susah untuk mencari DPK. Tapi kami masih tetap punya modal, keunggulan dari yang lain. Mungkin kami bisa expect bank lain akan menaikkan juga interest rate-nya. Nanti kami akan coba lihat. Namun, dengan bisnis kami sekarang, saya rasa saya masih bisa yakin kami akan tumbuh. Pertumbuhan kami akan cukup tinggi juga pada tahun depan. Kami masih yakin bisa dapat DPK tersebut.

Tapi sekarang ada fenomena makan tabungan? 
Di Indonesia, kecenderungan untuk mulai menabung sudah mulai muncul, terutama untuk orang yang masih bisa menabung. Dulu saya berpikir begini, kalau kita meluncurkan produk dengan interest rate setinggi itu, pasti yang datang yang tua. Tapi ternyata orang muda pun banyak yang masuk. Itu saya agak kaget. Segmen yang muda tersebut di bank kami itu sekarang lebih besar daripada segmen yang lebih mapan. Jadi, ada segmennya masing-masing. Tentu saja tidak semua masyarakat fortunate enough untuk menabung, tapi yang bisa melakukan itu dan mau melakukan itu saya rasa sudah mulai meningkat.

Satu hal lagi, kalau di Krom, untuk investasi, menabung saja di deposito. Tidak usah mencari produk investasi yang ruwet dan sebagainya. Cukup di deposito saja, Anda akan menghasilkan return yang bisa diperbandingkan dengan instrumen yang lain.

Bagaimana komposisi simpanan tersebut dari segi tenor?
Sampai saat ini, yang muda itu lebih banyak menaruh dana dengan tenor yang lebih pendek. Itu yang tentu saja harus kita perhatikan, bagaimana caranya menjaga likuiditas selaras antara yang tenor pendek dan pinjaman yang kita salurkan. Harus dijaga benar antara tenor pinjaman dibandingkan dengan tenor deposito.

Sedangkan untuk nasabah yang lebih tua dan lebih stabil, tenornya lebih panjang. Itu sebabnya kita bedakan suku bunganya, tiering, antara yang simpanannya pendek dan lama dengan harapan orang lebih banyak yang beralih ke tenor panjang. Itu harus kami jaga keseimbangan tadi.

Sampai kapan interest rate yang tinggi jadi keunggulan Krom?
Jadi, yang harus kami lakukan adalah melihat dari pengeluarannya, apakah itu masih memungkinkan atau tidak. Yang hampir bisa dipastikan, kami akan mempertahankan itu dulu pada 2025. Kami akan melihat ke depannya seperti apa. Tentu saja tidak ada semua yang akan kekal.

Dengan DPK yang tinggi, tentu ada kebutuhan untuk menyalurkan kredit. Bagaimana strategi Anda?
DPK kami bisa dapat sebanyak itu, tapi kalau tidak bisa, kami lempar ke pasar juga akan jadi masalah karena likuiditasnya jadi berat di DPK. Tapi kami tentu tidak akan jorjoran menyalurkan kredit. Kami akan sangat berhati-hati.

Yang jadi intinya adalah bagaimana kita melakukan underwriting, menyalurkannya kepada nasabah yang cocok, dan tidak akan mempengaruhi performa bank. Ke depan, approval rate-nya nanti mungkin lebih menantang.

Untuk kredit ke UMKM dari bisnis sebelumnya, kami akan teruskan dan akan kami coba kembangkan. Kami akan coba membuat supaya ini melengkapi dari portofolio kredit kami. Tidak akan terlalu besar karena fokus kami masih ke retail.

Kami juga akan coba masuk ke sektor produktif. Untuk menunjang perekonomian, yang sangat dibutuhkan Indonesia itu adalah bagaimana caranya masuk ke pembiayaan produktif, bukan konsumtif terus. Kami akan mengembangkan infrastruktur yang dibutuhkan.

Bagaimana cara berbagi pasar kredit dengan Kredivo? 
Karena kami grup dari Kredivo, tentu kami di Krom berusaha supaya segmennya tidak bertabrakan. Dalam artian, segmen yang katakanlah di paling bawah tetap akan dipegang Kredivo, sedangkan kami akan mencoba menyasar segmen yang lebih atas. Kami tentu saja kerja sama dengan grup. Kami harus mencoba menyasar segmen-segmen yang lebih tepat.

Di samping itu juga, untuk segmen yang lebih bawah itu agak sedikit kurang cocok dengan kami punya likuiditas karena mereka sangat pendek. Itu agak mengkhawatirkan kalau misalnya kami tidak punya likuiditas yang memadai.

Apa yang jadi tantangan bisnis bank digital pada 2025? 
Salah satu tantangan yang besar adalah likuiditas. DPK pada 2025 akan sangat menarik karena semuanya berusaha mencari ke sana. Tahun ini banyak bank digital yang baru mulai. Perang insentif, perang cashback, dan perang hadiah menjadi sesuatu yang sangat dimunculkan tahun ini. Saya rasa untuk tahun depan tidak akan berhenti, masih akan terus. 

Tinggal bagaimana caranya kami bisa menjaga supaya minat masyarakat tetap ada. Kemudian bagaimana kami menjaga kepercayaan mereka supaya menyimpan di kami. Salah satu hal yang sangat penting buat bank digital itu bagaimana orang percaya bahwa bank ini oke dan sehat. Dari situ kami memilihnya dari sisi performa.

Sekarang banyak bank besar sudah memiliki super apps. Apakah ini jadi tantangan juga? 
Sebenarnya untuk aplikasi, semua bank sudah hampir sama. Jadi, yang kita pikirkan adalah membuat produk yang menarik. Salah satunya dari interest rate. Sementara ini hampir tidak mungkin untuk bank konvensional bisa mencapai interest rate yang kami tawarkan.

Kalau bicara super apps, misal milik KBMI IV, pasti jauh lebih lengkap karena sudah berapa puluh tahun mereka beroperasi. Kami baru satu tahun, bahkan layanan BI-Fast baru muncul pada September 2024. Jadi, kami akan coba melihat produk atau fasilitas atau insentif apa yang paling banyak menarik nasabah dan paling banyak dibutuhkan. Intinya, bagaimana kami membuat sesuatu yang dibutuhkan dan relevan, bukan hanya ikut-ikut. 

Bagaimana cara Krom menjaga keamanan data?
Sebagai bank digital, usaha untuk hack tiap hari banyak sekali. Kami buat satu unit khusus untuk menangani itu. Information security itu sangat penting bagi kami.

Kami juga berusaha memberikan kesadaran dan pengetahuan bagi staf kami karena, dari semua yang terjadi sebelumnya, terjadi kebocoran di lingkup internal. Semua staf kami tahu apa yang harus dilakukan, apa yang tidak boleh dilakukan dengan perangkatnya, akses yang harus dilakukan ke mana saja, dan sebagainya. Itu semua kami perkuat. Di samping itu kan sekarang ada perlindungan data pribadi dari pemerintah. Kami juga masuk ke sana. Semua yang kami tidak punya kami akan penuhi.

Untuk bank digital apalagi, reputasi sangat penting. Kami sangat menjaga itu. Kami berusaha one step ahead.

Satu hal yang sangat mengerikan itu mengenai know your customer (proses verifikasi nasabah) untuk layanan pinjaman. Itu juga sesuatu hal yang sangat saya jaga. Di bank digital, yang paling pertama kacaunya itu dari personal loan. Kalau orang tidak berhak (bisa) masuk, habislah sudah. Sekarang banyak sekali mode-mode fraud yang makin lama makin canggih. Sampai saya berpikir, kok, bisa. Jadi, kami bisa berusaha mencari semacam aturan yang bisa kami terapkan supaya kami tidak dimanfaatkan oleh mereka.

Ada tip bagi anak muda yang baru mau mulai mengelola keuangannya?
Mimpi besar dimulai dari langkah kecil dan menabung merupakan langkah kecil yang jika secara konsisten dilakukan akan membawa ke mimpi kita. Jadi, mulai melangkah saja dulu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Vindry Florentin

Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus