Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa ekonomi Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,08 persen pada Juni 2024 dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month to month). Imam Machdi, Pelaksana Tugas Sekretaris Utama BPS, menyatakan bahwa ini merupakan deflasi kedua yang terjadi sejak awal tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penurunan ini terlihat dari Indeks Harga Konsumen (IHK) yang mencapai 106,28, turun dari 106,37 pada bulan sebelumnya. "Deflasi ini lebih dalam dibandingkan dengan Mei 2024," kata Imam di Kantor BPS, Senin, 1 Juli 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kelompok yang memberikan kontribusi terbesar terhadap deflasi bulanan adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,49 persen. Komoditas utama yang menyebabkan deflasi adalah bawang merah, tomat, dan daging ayam ras.
Penurunan harga bahan pokok tersebut menjadi penyebab terjadinya deflasi. Sementara itu, Imam juga menjelaskan bahwa ada beberapa kelompok makanan yang memberikan kontribusi terhadap inflasi, seperti cabai rawit dan cabai merah, emas perhiasan, kentang, sigaret kretek mersin, tarif angkutan udara, ikan segar, dan kopi bubuk.
Apa itu deflasi?
Dilansir dari djpb.kemenkeu.go.id, deflasi adalah fenomena penurunan harga di suatu wilayah. Deflasi terjadi karena jumlah uang yang beredar menurun, yang menyebabkan daya beli masyarakat ikut turun.
Beberapa faktor penyebab deflasi antara lain adalah penurunan jumlah uang yang beredar karena masyarakat cenderung menyimpan uang di bank, menurunnya permintaan barang sementara produksi barang terus meningkat atau tidak bisa dikurangi, dan masyarakat tidak lagi mengkonsumsi barang tersebut karena bosan atau membatasi pembelian. Selain itu, perlambatan kegiatan ekonomi yang menyebabkan banyak pekerja terdampak dan berkurangnya penghasilan juga mengakibatkan penurunan jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Jenis deflasi
1. Deflasi strategis
Dilansir dari umsu.ac.id, deflasi strategis terjadi sebagai upaya untuk mengendalikan konsumsi berlebihan akibat kenaikan harga pasar. Deflasi jenis ini diakibatkan oleh kebijakan tertentu.
Secara umum, deflasi strategis terjadi ketika harga komoditas di pasar tidak stabil, sehingga pemerintah perlu mengurangi konsumsi publik untuk menyeimbangkannya. Namun, jika kebijakan ini tidak berhasil, malah dapat menyebabkan penurunan harga komoditas yang kemudian meningkatkan konsumsi masyarakat.
2. Deflasi sirkulasi
Deflasi sirkulasi terjadi saat ekonomi mengalami transisi dari kemakmuran ke resesi. Akibatnya, keseimbangan antara kapasitas produksi dan konsumsi terganggu, permintaan terhadap barang surplus menurun, dan harga pasar jatuh selama resesi, menyebabkan deflasi sirkulasi yang membuat perekonomian tidak stabil.
Situasi ini biasanya terjadi bersamaan dengan perlambatan ekonomi selama transisi dari keadaan ekonomi yang stabil. Jika keseimbangan antara produksi dan konsumsi hilang, harga akan turun secara drastis. Deflasi sirkulasi dimulai dengan penurunan tajam dalam permintaan masyarakat terhadap barang-barang ekonomi.
Definisi Inflasi
Selain deflasi, ada pula istilah inflasi. Dilansir dari bi.go.id,Inflasi adalah peningkatan harga barang dan jasa secara umum dan berkelanjutan dalam periode tertentu. Kenaikan harga satu atau dua barang saja tidak dianggap sebagai inflasi kecuali jika kenaikan tersebut meluas atau menyebabkan kenaikan harga barang lainnya. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi.
Di Indonesia, BPS menghitung inflasi. BPS mengumpulkan data harga berbagai barang dan jasa yang mewakili belanja konsumsi masyarakat melalui survei. Data ini digunakan untuk menghitung tingkat inflasi dengan membandingkan harga saat ini dengan periode sebelumnya.
Jenis inflasi
Dilansir dari sahabat.pegadaian.co.id, berdasarkan sumbernya, terdapat dua jenis inflasi yang perlu diketahui: inflasi dari dalam negeri dan inflasi dari luar negeri.
1. Inflasi dari Dalam Negeri
Inflasi dapat terjadi ketika jumlah uang yang beredar di dalam negeri lebih banyak dari yang dibutuhkan. Selain itu, inflasi juga bisa disebabkan oleh penurunan permintaan dalam negeri yang menyebabkan harga barang dan jasa meningkat.
2. Inflasi dari Luar Negeri
Kenaikan harga barang impor atau barang dari luar negeri dapat menyebabkan inflasi. Peningkatan harga barang di negara asal produksi dapat mempengaruhi stabilitas ekonomi negara lain.
SUKMA KANTHI NURANI | ILONA ASTHERINA
Pilihan Editor: Deflasi Juni Mencapai 0,08 Persen, BPS Beberkan Pemicunya