Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso alias Buwas mengungkapkan ada Suplier nakal yang mencampur beras hasil impor Bulog dengan beras medium lokal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Beras campuran itu kemudian dikirim kembali ke gudang Bulog ketika sedang pengadaan cadangan beras pemerintah (CBP). Adapun menurut Buwas, beras yang diimpor Bulog adalah beras broken lima atau berkualitas premium.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Beras pemerintah saya gelontorkan malah jatuhnya pada oknum. Ini nanti di-mix (dicampurkan) jadi beras medium untuk dimasukan lagi ke Bulog. Sebagian dijual premiumnya. Dan ini berkali-kali sering terjadi," ujar Buwas dalam jumpa pers yang disiarkan di Live Instagram Bulog, Jumat, 20 Januari 2023.
Ia mengaku telah mengetahui pelaku pencampuran beras tersebut. Bahkan ia tak menampik adanya campur tangan dari anggota Bulog sendiri. "Saya tidak ingin terjadi lagi, ada temuan bahwa beras (campuran) ini masuk lagi ke Bulog. Itu termasuk suplier-nya dan anggota saya pasti bermain. Pelajaran sudah banyak," kata Buwas.
Karena hal tersebut terus berulang, Buwas mengatakan Bulog akan mengecek sampel beras ke laboratorium. Hal itu untuk memastikan masuknya beras campuran itu tidak terjadi lagi.
Bulog sendiri berencana melakukan pengadaan beras saat panen raya yang diprediksi berlangsung pada Maret mendatang.
Selanjutnya: Satgas Pangan Polri akan bekerja sama dengan Bulog ...
Satgas Pangan Polri akan bekerja sama dengan Bulog untuk mengusut kasus ini dan menindak pelakunya secara hukum. Sebagai Mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, kata Buwas, ia sebetulnya sudah tahu sejak lama keberadaan suplier nakal hingga mafia beras. Namun, kini sebagai Direktur Utama Bulog, Buwas merasa tak bisa bertindak apa-apa.
Sebelumnya, Buwas juga kembali mengungkit soal keberadaan mafia beras yang membuat harga beras masih tinggi.
Ia mengaku telah menelusurinya dan merekam aksi mafia tersebut dalam video. Menurutnya, para pedagang dikumpulkan oleh mafia beras tersebut dan mendapatkan intimidasi.
Buwas menilai tak ada lagi penyebab lain atas kenaikan harga beras selain keberadaan mafia yang mengerek harga beras di level pedagang. Apabila pedagang mendapat harga yang tinggi, tutur dia, tentu harga di level konsumen akan melonjak.
Karena itu, Bulog akan menjual CBP di gudangnya secara terbuka. Artinya penjualan dilakukan tanpa koordinator atau perantara. Sehingga pedagang bisa mendapatkan harga Rp 8.300 per kilogram, sesuai dengan yang ditetapkan pemerintah.
RIANI SANUSI PUTRI
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini