Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Crypto Winter is Coming, Giliran Coinbase dan Silvergate Terhantam

Mengenal Crypto Winter yang menghantam saham Coinbase (COIN) dan Silvergate Capital Corporation (SI).

6 Januari 2023 | 17.10 WIB

Ilustrasi Bursa Kripto. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi Bursa Kripto. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang kripto (cryptocurrency) tengah mengalami fenomena bernama Crypto Winter. Kejadian ini diduga berakibat buruk pada perkembangan industri aset digital tersebut, dan teranyar di antaranya terlihat pada yang menimpa Coinbase dan Silvergate.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Lantas, apa itu Crypto Winter yang diprediksi akan terjadi 2023?

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dilansir dari situs Bank Indonesia (BI), kripto adalah aset uang digital yang dijalankan berdasarkan teknologi kriptografi. Cryptocurrency menjamin keamanan data transaksi yang dilakukan. Keunggulan lain dari mata uang kripto ialah transfer cepat dan profit investasi besar. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa kripto rentan akan tindakan pencucian uang dan fluktuasi harga.

Apa itu Crypto Winter?


Dikutip dari laman Forbes, istilah Crypto Winter kemungkinan besar berasal dari serial Game of Thrones. Bermula dari adegan ketika House of Stark mengatakan “winter is coming” dianggap sebagai peringatan bahwa konflik bisa saja datang di Westeros.

Di dunia kripto, Crypto Winter merujuk pada masa sulit yang terjadi pada pasar kripto. Maka secara harfiah dapat didefinisikan sebagai harga kripto yang semakin merosot dalam waktu lama. Analis keuangan sekaligus CEO DBX Digital Ecosystem Igor Zakharov mengatakan bahwa roda musim dingin kripto dimulai pada awal tahun 2022.

Selain itu, konflik Rusia – Ukraina menjadi salah satu pemicu gejolak keuangan global. Inflasi tinggi mendorong peningkatan suku bunga di Amerika Serikat yang merupakan pemain utama di bidang kripto. Tercatat terjadi penurunan pasar kripto sebesar 60 persen, dari US$ 3 triliun menjadi US$ 1 triliun sejak November 2021.

Masa Crypto Winter yang terjadi hari ini bukanlah yang pertama kali. Mulai Januari 2018 sampai Desember 2022 Bitcoin telah merelakan lebih dari setengah pangsa pasarnya. Diikuti oleh perusahaan kripto lainnya, seperti Ethereum dan Litecoin (LTC).

Menurut pendiri dan CEO Uncommon, Jake Weiner, menyebut banyak perseroan kripto yang bersaing mendapatkan dollar dengan cara memberhentikan pekerjanya.

Saham Coinbase dan Silvergate Anjlok


Crypto Winter secara serentak menyerang saham Coinbase (COIN) dan Silvergate Capital Corporation (SI). Di awal tahun 2023, Market Insider melaporkan harga saham Coinbase dan Silvergate jatuh masing-masing sekitar 13 persen dan 48 persen.

Silverbase yang berbasis di San Diego telah mengalami jumlah penarikan deposit hingga US$ 8,1 miliar per kuartal keempat tahun 2022. Situasi ini memaksa mereka menjual miliaran dolar surat utang dengan kerugian lebih dari US$ 700 juta. Serta memangkas 40 persen karyawannya atau berjumlah 200 orang.

Insiden tersebut kemungkinan dampak dari insiden FTX. CEO Silvergate, Alan Lane hadir di Oppenheimer Blockchain & Digital Assets Summit berusaha untuk meyakinkan investor mereka terkait rasio modal dan likuiditas yang mampu mendukung volatilitas.

Sayangnya, pesan yang disampaikan tidak berpengaruh besar terhadap hancurnya saham perusahaan. Saham Silvergate tetap meluncur hampir 10 persen pada November 2022.

Tak berbeda jauh, Crypto Winter yang menyerbu Coinbase membuat saham mereka anjlok lebih dari 91 persen semenjak IPO pada April 2021 lalu. Beruntungnya, meski tren menukik tajam masih berjalan, masih ada harapan bullish divergence alias garis hijau pada indikator RSI mingguannya di Mei 2022.

Itulah pengertian apa itu Crypto Winter yang menghantam Coinbase (COIN) dan Silvergate Capital Corporation (SI). Hal itu menegaskan bahwa kedua perusahaan pemimpin di ruang kripto dunia juga tidak bisa kebal dari gejolak resesi ekonomi 2023. Pengempisan gelembung kripto yang berlangsung telah menghapus lebih dari US$ 2,2 triliun dari nilai pasar.

 

MELYNDA DWI PUSPITA

Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus