Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Surabaya Timur menjadi sasaran utama pembangunan proyek apartemen oleh para pengembang sepanjang 2018. Dari keseluruhan 34.998 unit apartemen yang ada di Surabaya, 48 persen di antaranya berlokasi di Surabaya Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut Senior Associate Director Colliers International Indonesia Ferry Salanto, apartemen di Timur Surabaya lebih prospektif karena target utamanya adalah pelajar dan karyawan. Lokasi tersebut sangat dekat dengan pusat pendidikan dan industri.
Sementara itu, proyek yang ada di Surabaya Barat utamanya ditujukan untuk target pasar yang lebih luas karena area tersebut menyediakan ragam fasilitas seperti pusat perbelanjaan, gedung perkantoran, dan sekolah internasional.
“Karena mal mulai mendapat banyak peminat di Surabaya, apartemen yang terintegrasi dengan konsep mix-used juga akan makin diminati dari pasar dan memungkinkan untuk menjualnya dengan harga yang lebih tinggi daripada yang hanya menyediakan ruang apartemen saja,” paparnya seperti dilansir Bisnis.com, Selasa 5 Februari 2019.
Dari sisi permintaan, Colliers International memprediksikan tidak akan ada banyak perbaikan untuk serapan unit. Rata-rata tingkat serapan proyek existing di Surabaya hanya bertumbuh sedikit menjadi 97,5persen pada 2018 karena adanya gelombang proyek baru dari semester I/2018.
“Permintaan masih akan bertumbuh, terutama dari proyek yang memang baru selesai, yang menyediakan lokasi bagus dan dari pengembang bereputasi baik. Selain itu, umumnya penjualan juga meningkat karena apartemen tersebut menyediakan paket menarik seperti unit yang sudah berisi perabotan lengkap, skema pembayaran bertenor panjang, atau diskon harga,” imbuhnya.
Selanjutnya, dari segi harga, kebanyakan apartemen di Surabaya tidak melakukan peningkatan harga. Alih-alih, pemilik apartemen justru membuat harga unitnya tetap murah agar lebih menarik calon pembeli yang potensial.
Menurut Ferry, melihat pertumbuhan serapan pada 2019 yang melambat, harga apartemen di Surabaya diperkirakan akan tetap flat. “Beberapa investor mengaku masih berkomitmen untuk membeli, tapi mereka masih mengkhawatirkan soal capital gain dan waktu peluncuran proyeknya, tepat atau tidak,” katanya.
Colliers International memproyeksikan penjualan apartemen akan kembali stabil dan harga masih bisa bertumbuh sekitar 2 - 4 persen secara year-on-year sampai 2021.