Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Disebut Dalam Laporan Keuangan Garuda, Ini Profil Mahata

Dalam laporan keuangan perusahaan, direksi Garuda memasukkan piutang ke Mahata dalam pendapatan perusahaan.

26 April 2019 | 14.43 WIB

Kondisi perawatan pesawat Garuda Indonesia jenis bombardier di Hanggar 4 GMF, kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa, 2 April 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana
Perbesar
Kondisi perawatan pesawat Garuda Indonesia jenis bombardier di Hanggar 4 GMF, kompleks Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Selasa, 2 April 2019. TEMPO/Francisca Christy Rosana

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Nama PT Mahata Aero Teknologi ikut terseret dalam pusaran konflik internal yang terjadi di tubuh manajemen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk saat ini. Konflik internal ini terjadi usai Garuda Indonesia mengumumkan laporan keuangan perusahaan, dan memasukkan piutang ke Mahata dalam pendapatan perusahaan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua komisaris lama perusahaan maskapai pelat merah tersebut, Chairal Tanjung dan Dony Oskaria, keduanya dari PT Trans Airways, menolak menekan laporan keuangan yang mencatatkan pembukuan Garuda Indonesia selama setahun. Keduanya menilai laporan keuangan Garuda Indonesia bertentangan dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Negara Nomor 23 lantaran telah mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang. Piutang yang dimaksud berasal dari perjanjian kerja sama antara PT Garuda Indonesia Tbk dan PT Mahata Aero Teknologi serta PT Citilink Indonesia.

Kerja sama yang diteken pada 31 Oktober 2018 ini mencatatkan pendapatan yang masih berbentuk piutang sebesar US$ 239.940.000 dari Mahata. Dari jumlah itu, US$ 28 juta di antaranya merupakan bagi hasil yang seharusnya dibayarkan Mahata untuk PT Sriwijaya Air. Kedua komisaris menilai pendapatan piutang ini tak seharusnya masuk dalam pos pendapatan tahunan.

Lalu siapa sebenarnya Mahata Aero Teknologi?

Mahata Aero yang berada di bawah naungan Mahata Gorup merupakan sebuah perusahaan solusi nirkabel di pesawat terbang yang telah bekerja sama dengan Garuda Indonesia untuk pemasangan instalasi internet dan wifi di dalam kabin pesawat terbang milik mereka.

Sejak 8 Oktober 2018, Presiden Direktur Mahata Aero, M Fitriansyah, menyampaikan bahwa perusahaannya bisa memasang jaringan wifi di 20 unit pesawat Citilink selama 2019. Akan tetapi, pemasangan wifi harus menunggu jadwal dari Citilink.

"Nggak mungkin mereka grounded semua pesawatnya. Tahun depan kami targetkan 12 sampai 20 unit pesawat sudah terpasang wifi," kata Fitriansyah. Dia menyebut total investasi yang dibutuhkan adalah sebanyak US$40 juta untuk 50 unit pesawat. Adapun, kerja sama kedua perusahaan ini akan berlangsung selama 10 tahun dan bisa diperpanjang.

Empat bulan kemudian pada 31 Januari 2019, Garuda Indonesia pun akhirnya meneken kerja sama dengan perusahaan komunikasi global mobile satellite Inmarsat. Inmarsat resmi menandatangai kontrak dengan GIAA untuk memberikan solusi broadband GX Aviation.

Perusahaan telekomunikasi asal Inggris ini tidak sendirian. Inmarsat juga bermitra dengan Mahata Aero Teknologi, Lufthansa Technik dan Lufthansa Systems, bagian dari Lufthansa Group, maskapai penerbangan asal Jerman. Perusahaan-perusahaan ini pun berkolaborasi dalam menyediakan teknologi nirkabel bagi Garuda Grup.

Perjanjian untuk memasok Garuda Indonesia dengan GX Aviation sekaligus memperpanjangan kontrak Mahata selama 10 tahun dengan maskapai Citilink yang juga bagian dari Garuda Indonesia Group, untuk solusi broadband dalam penerbangan.

“Sebagai maskapai Skytrax bintang-5, penting bagi kami untuk menawarkan solusi terbaik di pasar dan kami berharap dapat bekerja sama dengan Inmarsat, Mahata, Lufthansa Technik, dan Lufthansa Systems pada saat peluncuran,” kata Direktur Utama Garuda Indonesia I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra saat itu.

Dua bulan setelah pemasangan jaringan wifi, Direktur Utama Citilink Indonesia Juliandra Nurtjahjo mengatakan tingkat keandalan inflight wi-fi pada pesawat yang sudah terinstal mencapai 95,1 persen. Dia menambahkan bahwa dengan perbaikan tersebut kegagalan koneksi hanya terjadi di bawah 5%. Maskapai menjadikan masukan penumpang yang mendapat pengalaman inflight wi-fi sebagai bahan untuk perbaikan kinerja.

FAJAR PEBRIANTO

 

Fajar Pebrianto

Meliput isu-isu hukum, korupsi, dan kriminal. Lulus dari Universitas Bakrie pada 2017. Sambil memimpin majalah kampus "Basmala", bergabung dengan Tempo sebagai wartawan magang pada 2015. Mengikuti Indo-Pacific Business Journalism and Training Forum 2019 di Thailand.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus