Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Dedolarisasi menurunkan permintaan terhadap dolar AS.
Kurs rupiah diperkirakan menguat di kisaran 14.500-14.750.
Variasi mata uang memudahkan transaksi perdagangan global.
JAKARTA - Dedolarisasi membawa dampak positif bagi pergerakan kurs non-dolar Amerika Serikat. Permintaan akan dolar AS menjadi lebih rendah karena transaksi perdagangan global menjadikan mata uang lokal sebagai preferensi kurs utama, khususnya dalam hubungan bilateral. Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menuturkan dedolarisasi melemahkan kurs dolar AS dan memperkuat mata uang domestik, termasuk rupiah.
“Rupiah diperkirakan menguat di kisaran 14.500-14.750 per dolar AS hingga akhir tahun nanti,” ujarnya kepada Tempo, kemarin. Penguatan mata uang negara-negara berkembang, di sisi lain, memberikan peluang penguatan impor barang-barang modal. Harga produk barang dan jasa asal AS pun akan menjadi lebih murah sehingga ikut membawa dinamika dalam persaingan perdagangan di pasar global.
Piter melanjutkan, dominasi dolar AS kian goyah kala sejumlah negara dengan ekonomi kuat melempar wacana untuk membentuk mata uang bersama, di antaranya Cina, Rusia, India, dan Brasil. “Mata uang bersama ini diyakini akan menggoyang posisi dolar sebagai mata uang utama dunia.” Sebagaimana diketahui, ketegangan geopolitik akibat invasi Rusia ke Ukraina menjadi momentum bagi banyak negara yang berseberangan dengan Amerika untuk meninggalkan dolar AS dan membuat poros tandingan.
Meski demikian, menurut Piter, fasilitas local currency settlement (LCS) yang naik daun di tengah penguatan dedolarisasi belum cukup mampu menggantikan supremasi dolar AS dalam takhta perdagangan global. Sebab, penggunaan LCS cenderung terbatas di antara dua atau beberapa negara. Sedangkan kebutuhan impor negara-negara itu masih banyak berasal dari negara-negara Eropa dan Amerika, sehingga kebutuhan dolar AS tetap tinggi. “Pemanfaatan LCS baru bisa maksimal jika melibatkan banyak negara dan terkait dengan rantai pasok global,” katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo