Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara (PGN), subholding gas PT Pertamina (Persero), bakal mengembangkan proyek biometana. Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN Harry Budi Sidharta menyebut biometana akan menjadi bisnis green energy di Pertamina untuk mendukung pemerintah mencapai target net zero emission (NZE) pada 2060.
Harry mengatakan PGN telah melakukan joint study dengan konsorsium Jepang soal pengembangan biometana. "Model bisnisnya, nanti PGN dan konsorsium membentuk join venture (JV)," kata Harry, Jumat, 15 Desember 2023.
Setelah itu, kata Harry, JV membawa biometana ke injection point di Stasiun Gas Pagardewea. "Selanjutnya, PGN membawa biometana tersebut melalui pipa SSWJ dan pipa distribusi ke pelanggan yang ingin menggunakan biometana," ujar Harry. Menurutnya, estimasi permintaan biometana bisa mencapai 1,2 hingga 5,2 juta standar kaki kubik per hari.
Soal status pengembangan biometana ini, kata Harry, sudah dilakukan studi kelayakan pemanfaatan biometana dari palm oil mill effluent (POME) sebagai upaya dalam reduksi emisi karbon di Indonesia dan studi kelayakan pembangunan fasilitas injection point di area Stasiun Gas Pagarde pada 15 Februari 2023.
"HoA (Head of Agreement) dengan konsorsium juga sudah ditandatangani pada Agustus 2023," kata Harry.
Pilihan Editor: Pekan Depan Groundbreaking Proyek IKN Tahap Ketiga, Otorita Sebut Ada Pengembang dari Kalimantan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini