Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Chief Economist Permata Bank Josua Pardede memperkirakan pertumbuhan kredit perbankan tahun ini akan melambat. Proyeksi ini muncul akibat tren penundaan investasi dan ekspansi bisnis para pelaku usaha. Kondisi tersebut menurut Josua turut disusul ketidakpastian global, terutama setelah penerapan tarif resiprokal oleh Amerika Serikat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Josua menjelaskan, dengan di situasi kondisi global seperti sekarang ini ada tendensi investor cenderung akan menunda melakukan investasi dan juga ekspansi bisnisnya. “Sehingga kami melihat ada kecenderungan dari sisi ekspansi kredit itu juga cenderung akan ada pelambatan,” ucap Josua dalam acara PIER Q1 2025 Economic Review & Media Gathering di Jakarta, Rabu, 14 Mei 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Josua, pelambatan akan terlihat pada kredit modal kerja dan kredit investasi, dua komponen utama penyumbang permintaan kredit perbankan. Josua memprediksi pertumbuhan kredit tahun ini akan berada di bawah 10 persen.
Pada 2024, kredit perbankan tumbuh 10,39 persen. Sementara untuk 2025, Josua memperkirakan angkanya berada di kisaran 8,88 persen dan pada 2026 mencapai 9,36 persen.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkuat prediksi tersebut. Pada Maret 2025, pertumbuhan kredit secara tahunan atau year-on-year tercatat 9,16 persen, lebih rendah dari Februari yang mencapai 10,30 persen. “Pada Maret 2025 pertumbuhan kredit tetap melanjutkan pertumbuhan sebesar 9,16 persen year-on-year. Sementara sebelumnya adalah 10,30 persen,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae dalam konferensi pers hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB), Jumat, 9 Mei 2025.
Dari sisi jenis penggunaan, OJK mencatat perlambatan pada seluruh segmen. Kredit modal kerja tumbuh 6,51 persen (yoy), melambat dibanding Februari yang tumbuh 7,66 persen. Kredit investasi turun dari 14,62 persen menjadi 13,36 persen. Kredit konsumsi melambat dari 10,31 persen menjadi 9,32 persen.
Meski begitu, Dian menyatakan pertumbuhan kredit masih berada dalam rentang target nasional sebesar 9-11 persen. “Berdasarkan pembahasan rencana bisnis dengan industri perbankan, secara umum tidak terdapat penyesuaian yang signifikan pada target pertumbuhan kredit di tahun 2025,” ujarnya.
Pilihan editor: Modus Kartel Pinjaman Online yang Merugikan Konsumen