Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - PT Petrokima Gresik (Petrogres), anak usaha PT Pupuk Indonesia Holding Company (Persero) semakin serius menggarap sektor retail dengan meluncurkan pupuk jenis NPK Phonska Plus atau pupuk non subsidi. Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat mengapresiasi langkah yang dilakukan Petrogres dalam penyediaan pupuk komersial.
Menurut Aas Asikin, hingga saat ini, total pemesanan NPK Phonska Plus telah mencapai lebih dari 15.000 ton dari berbagai wilayah di Indonesia. “Sejak pertama kali diluncurkan di Denpasar dan Yogyakarta pada November 2016, NPK Phonska Plus mendapat antusiasme dan perhatian cukup tinggi dari distributor Petrokimia Gresik,” ucapnya dalam keterangan tertulis, Minggu 8 Januari 2017.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Nugroho Christijanto mengatakan peluncuran pupuk NPK Phonska Plus merupakan jawaban atas hasil riset International Fertilizer Association (IFA). Riset itu menyebutkan bahwa sebesar 50 persen kondisi lahan pertanian dunia mengalami defisiensi unsur haramikro Zink (Zn) yang cukup signifikan.Peta defisiensi Zink menunjukkan bahwa Indonesia termasuk wilayah dengan defisiensi terparah.
IFA juga menyebutkan bahwa sepertiga populasi dunia atau sekitar dua miliar manusia juga mengalami defisiensi nutrisi Zink pada tubuh. Adapun kebutuhan nutrisi Zink pada manusia utamanya berasal dari asupan pangan.Untuk itu, perlu ada upaya penambahan unsur haramikro Zink pada lahan pertanian.
Baca: Harga Cabai Melonjak, Menteri Darmin Jamin Tak Ada Kartel
Untuk itu menurut Nugroho, Petrogres meluncurkan NPK Phonska Plus dengan menambahkan unsur haramikro Zink didalamnya. "Ini juga yang membedakan NPK Phonska Plus dengan NPK Phonska bersubsidi biasa,” ucapnya.
Dari segi fisik, lanjut Nugroho, NPK Phonska Plus dikemas dalam kantong dengan berat bersih 25 kilogram, berbentuk granul berwarna putih dan bersifat higroskopis (mudah larut dalam air). Dari segi kandungan, NPK Phonska Plus mengandung unsur haramikro lengkap seperti Nitrogen (N),Fosfor (P2O5), dan Kalium (K2O) dengan kadar masing-masing 15 persen. Selain itu juga terdapat unsur haramikro lain seperti Sulfur (S) 9 persen dan Zink sebesar 2.000 part per million (ppm).
“Kami ingin menawarkan solusi terhadap masalah defisiensi Zink pada lahan pertanian, sekaligus menawarkan pupuk NPK non subsidi dengan kualitas yang lebih baik namun tetap dengan harga terjangkau,” kata Nugroho.
Nugroho menambahkan dari hasil uji aplikasi, NPK non subsidi terbukti mampu meningkatkan panen rata-rata 0,57 ton per hektare gabah kering panen atau 9 persen lebih besar jika dibandingkan dengan padi yang menggunakan pupuk NPK Phonska biasa tanpa Zink.
Untuk itu menurut Nugroho, untuk menjawab permasalahan defisiensi Zink pada lahan pertanian dan manusia,Petrogres akan mulai gencar mengampanyekan pentingnya unsur haramikroZink, sekaligus mensosialisasikan manfaat dan keunggulan NPK Phonska Plus pada tahun ini.
Baca: Tiga Kementerian Bakal Atur Harga Susu Sapi Segar
Nugroho optimistis dengan kehadiran NPK Phonska Plus. Pertama, karena besarnya potensi pasar pupuk NPK di Indonesia dengan rata-rata pertumbuhan kebutuhan mencapai 6,53 persen per tahun. Kedua, dalam dua tahun terakhir, alokasi pupuk NPK bersubsidi hanya sebesar 2,5 juta ton (Permentan 130/2014 dan Permentan 60/2015).
Berdasarkan data Asosiasi Perusahaan Pupuk Indonesia, kebutuhan pupuk NPK untuk sektor pangan, hortikultura, dan perkebunan rakyat mencapai 6,6juta ton per tahun. Selisih atau gap inilah yang dimanfaatkan oleh Petrogres dengan menyediakan pupuk NPK non subsidi berkualitas dengan harga tetap terjangkau bagi petani.
SETIAWAN ADIWIJAYA
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini