Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta- Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menggelar acara perpisahan di rumahnya di Kawasan Widya Chandra, Jakarta Selatan. Perpisahan dilakukan di penghujung masa baktinya sebagai pembantu di kabinet Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Ini syukuran saya. Saya syukuran kenapa? (Karena) saya mensyukuri hampir 5 tahun jadi pembantu presiden, banyak sukanya, terutama saat bikin kebijakan yang orang senang,” kata Rudiantara yang kerap dipanggil Chief RA pada Kamis malam, 17 Oktober 2019.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Namun ternyata, ada yang membuat Rudiantara kerap kesal, salah satunya yaitu urusan protokoler. Rudiantara mengatakan dirinya lebih sering turun ke lapangan daripada di kantor. “Waktu saya di kantor mungkin hanya 30 persen,” kata dia.
Karena sering berada di lapangan inilah, Rudiantara kerap berurusan dengan protokoler. Namun, adakalanya protokoler terlalu banyak mengatur jadwalnya sehingga Rudiantara terpaksa menyemprot mereka.
"Saya tidak suka protokol, mohon maaf. Saya menteri, tapi diatur-atur, mau pergi aja diatur. Eh yang menteri saya, bukan kamu," kata Rudiantara mengenang pengalaman tersebut, yang membuat peserta acara tertawa.,
Akan tetapi bagaimanapun, Rudiantara mengakui ada waktu ketika dia memang sangat membutuhkan protokoler. Salah satunya saat mendampingi Jokowi dalam kunjungan kerja ke daerah. Sebab, Jokowi kerap berpindah tempat sangat banyak dalam sekali kunjungan.
Sehingga, Rudiantara malah meminta kepada protokoler agar terus diingatkan. "Saat seperti itu saya butuh protokol, jangan sampai saya datang belakangan, terus presiden udah duduk, kan enggak enak," kata dia.