Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Gojek buka suara soal beredarnya kabar penodongan terhadap penumpang Whoosh oleh pengemudi (driver) GoCar. Informasi tentang penodongan di sekitar Stasiun Tegalluar itu tersebar melalui pesan teks di aplikasi WhatsApp.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Dapat kami sampaikan bahwa informasi dan kejadian tersebut tidak benar atau hoax," ujar Head of Product Communications Gojek, Rosel Lavina, lewat keterangannya kepada Tempo. Rabu, 21 Februari 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Adapun dalam pesan yang viral itu, seseorang bernama Raka Ihsan mengaku sebagai pelanggan Gojek. Ia kesulitan mendapatkan taksi online di Stasiun Tegalluar, sehingga memutuskan berjalan ke area luar stasiun.
Berulangkali pesanannya dibatalkan, ada supir taksi online yang menghampiri Raka dan menyebut namanya. Raka kemudian masuk ke mobil online tersebut. Setelah beberapa saat perjalanan, korban diturunkan di jalanan yang sepi. Kemudian, driver tersebut menodongkan pisau ke perut korban dan meminta uang Rp 20 juta.
Rosel mengatakan, Raka telah membuat video klarifikasi bersama kepolisian. Dalam laporan tersebut, Raka mengaku bahwa informasi yang beredar hanya rekayasa yang ia buat untuk kepentingan pribadi.
Sejak laporan itu diterima oleh Gojek, menurut Rosel, perusahaan telah bergerak cepat melakukan investigasi internal dan berkoordinasi dengan kepolisian. Gojek juga memberikan informasi dan bukti-bukti yang diperlukan.
Selanjutnya: Berdasarkan penelusuran di dalam sistem Gojek....
Berdasarkan penelusuran di dalam sistem Gojek, ia menegaskan, tidak ada bukti pemesanan layanan GoCar di Stasiun Tegalluar oleh Raka. Gojek pun menyatakan tidak mentolerir segala bentuk laporan atau informasi palsu yang dapat berdampak negatif pada kepercayaan masyarakat terhadap layanan Gojek.
Rosel berujar Gojek juga akan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap mitra-mitra driver Gojek yang selama ini telah bekerja dengan jujur melayani masyarakat. Perusahaan pun mengapresiasi langkah cepat pihak kepolisian.
"Untuk selanjutnya kasus ini telah ditangani oleh pihak kepolisian terkait," ucapnya.
Dalam menjalankan aktivitas operasionalnya, ujar Rosel, Gojek berkomitmen menghadirkan layanan mobilitas yang aman untuk masyarakat. Setiap mitra driver wajib melakukan verifikasi wajah di aplikasi sebelum beroperasi untuk memastikan kesesuaian identitas.
Gojek juga menyediakan fitur keamanan berupa tombol darurat dan bagikan perjalanan, baik di aplikasi mitra driver maupun pelanggan. Melalui fitur-fitur itu, ucap Rosel, Gojek dapat merespon dengan cepat laporan darurat yang dibuat. Fitur itu juga memungkinkan pengguna untuk membagikan informasi perjalanan kepada kerabat mereka.
Pilihan Editor: Usai Pemilu 2024, Bos OJK Sebut Investor Tak Lagi Wait and See