Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Harga Emas Dalam Negeri Terus Naik, Analis: Ada Potensi Tembus Rp 1.560.000 per Gram

Pengamat Komoditas dan Mata Uang, Lukman Leong memproyeksikan harga emas masih akan naik tinggi untuk jangka panjang.

10 Agustus 2024 | 11.21 WIB

Emas batangan murni 99,99 persen ditempatkan di ruang kerja di pabrik logam mulia Krastsvetmet di kota Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, 31 Januari 2023. REUTERS/Alexander Manzyuk
Perbesar
Emas batangan murni 99,99 persen ditempatkan di ruang kerja di pabrik logam mulia Krastsvetmet di kota Krasnoyarsk, Siberia, Rusia, 31 Januari 2023. REUTERS/Alexander Manzyuk

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Harga emas batangan dalam negeri terpantau mengalami kenaikan signifikan sejak awal tahun 2024, mengacu pada data grafik di situs Logam Mulia.

Per Sabtu, 10 Agustus 2024, harga emas batangan keluaran PT Aneka Tambang Tbk. atau Antam menyentuh level Rp Rp 1.401.000 per gram, melonjak sebesar Rp 272.000 dibandingkan awal tahun. Pada 2 Januari 2024, harga emas Antam per gram tercatat sebesar Rp 1.129.000.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memproyeksikan harga emas masih akan naik tinggi untuk jangka panjang. Pada akhir tahun, dia memprediksi, harga emas dalam negeri berada di level sekitar Rp 1.480.000 per gram karena harga emas dunia sempat menembus target awal di level US$ 2.500 per troy ons.

“Harga emas Antam (diproyeksikan) di kisaran Rp 1,48 juta, namun itu adalah dengan asumsi kurs rupiah terhadap dolar AS di Rp 16.500,“ kata Lukman ketika dihubungi Tempo pada Jumat, 9 Agustus 2024.

Bahkan, dia melanjutkan, harga emas Antam di akhir tahun 2024 bisa mencapai level Rp 1.560.000 per gram jika harga emas dunia juga sudah mencapai target keduanya. Hal ini karena, Lukman mengungkapkan, saat ini harga emas dunia cenderung akan berkonsolidasi mendekati rekor dan level psikologis US$ 2.500 per troy ons.

Ia juga menyebutkan harga emas dunia berpotensi mencapai rekor baru, yakni menembus level US$ 2.700 per troy ons. “Untuk akhir tahun sebenarnya target awal adalah US$ 2.500, yang telah dicapai tidak lama yang lalu, namun terbuka potensi untuk mencapai target baru di US$ 2.700,” tutur dia.

Lukman menjelaskan, harga emas masih akan terus didukung oleh permintaan bank sentral dunia, khususnya Tiongkok. Ini disebabkan oleh ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, dan juga langkah dari diversifikasi cadangan devisa.

Dia memprediksikan harga emas akan kembali mengalami kenaikan ketika bank sentral Amerika Serikat alias The Federal Reserve memulai langkah-langkah pelonggaran dengan memangkas suku bunga acuannya pada September mendatang.

Pilihan Editor: 90 Persen Layanan Terdampak Peretasan PDNS sudah Pulih

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ervana Trikarinaputri

Lulusan program studi Sastra Inggris Universitas Padjadjaran pada 2022. Bergabung dengan Tempo sejak pertengahan 2024.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus