Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Harga Tiket Pesawat Mahal Sebabkan Distribusi Wisatawan Tidak Merata

Sekjen ASITA menilai mahalnya harga tiket pesawat domestik membuat distribusi wisatawan hanya terpusat di daerah tertentu

18 Oktober 2024 | 18.14 WIB

Cara check in online tiket pesawat. Foto: Canva
Perbesar
Cara check in online tiket pesawat. Foto: Canva

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA), Budijanto Ardiansjah, menilai mahalnya harga tiket pesawat domestik membuat distribusi wisatawan hanya terpusat di daerah tertentu. Menurutnya, hal ini membuat perkembangan wisata terhambat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

“Seandainya tiket domestik murah, penyebaran bagus. Mereka yang datang ke Indonesia sekalian datang ke beberapa kota,” kata Budijanto saat ditemui Tempo di Kantor Asita, Jakarta Selatan, Kamis, 17 Oktober 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ia menambahkan, mahalnya harga tiket pesawat domestik membuat wisatawan asing terpusat di beberapa daerah tertentu saja. Jika sudah di Bali, kata dia, wisatawan cukup berat untuk melanjutkan terbang ke destinasi wisata di pulau lain.

Menurut Budijanto, masalah harga tiket pesawat domestik menjadi salah satu pembahasan saat ia ikut rapat bersama Indonesia National Air Carriers Association atau INACA. Sebetulnya saat ini, mayoritas maskapai penerbangan sudah bangkit dari keterpurukan di masa pandemi. Sayangnya, menurut Budi, harga tiket tak kunjung kembali seperti sebelum wabah melanda pada 2020.

Lebih lanjut, Budijanto menilai salah satu aspek yang membuat harga tiket pesawat semakin mahal adalah mekanisme double tax. Menurutnya harga tiket pesawat sudah dikenakan pajak saat dijual oleh maskapai. “Saat agen travel menjualnya nanti juga dikenakan pajak tambahan. Jadi gimana enggak mahal,” keluhnya.

Selain itu, ia berharap pasar industri penerbangan Indonesia lebih terbuka lagi. Lebih banyak maskapai yang ada, menurutnya, dapat membuat harga lebih bersaing. “Kita tahu sekarang dunia penerbangan Indonesia pemainnya sedikit ya, duopoli,” katanya.

Untuk itu, Budijanto berharap ada gebrakan di era pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka yang bakal dilantik pada Minggu, 20 Oktober 2024 mendatang.

Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan bahwa harga tiket pesawat sudah mulai mengalami penurunan. “Tiket (pesawat) sekarang sudah mulai berangsur turun,” katanya saat ditemui di kantor Kementerian Parekraf, Jakarta Pusat, pada Senin, 14 Oktober 2024.

Sandiaga mengatakan telah mengontak direktur utama maskapai Garuda Indonesia beberapa waktu lalu. Penurunan harga tiket, kata dia, sejauh ini berlaku untuk beberapa jenis tiket pesawat dan di waktu-waktu tertentu.

Hanin Marwah berkontribusi pada penulisan artikel ini.

Hammam Izzuddin

Lulus dari jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta. Menjadi jurnalis media lokal di Yogyakarta pada 2022 sebelum bergabung dengan Tempo pada 2024

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus