Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Hindari Tengkulak, Trenggono Minta Penjualan Garam Melalui E-commerce

Trenggono mendorong masyarakat dan pemda memasarkan garam yang dihasilkan secara online.

12 Maret 2021 | 15.58 WIB

Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (tengah) meninjau  dua armada Kapal Pengawas (KP) Hiu 16 dan Hiu 17 di Dermaga Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Batam, Kepulauan Riau, Selasa 9 Maret 2021. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menambah dua armada kapal pengawas perikanan tipe kapal cepat yang diproyeksikan untuk memperkuat pengawasan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 571-Selat Malaka dan 711-Laut Natuna Utara. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna
Perbesar
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono (tengah) meninjau dua armada Kapal Pengawas (KP) Hiu 16 dan Hiu 17 di Dermaga Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Batam, Kepulauan Riau, Selasa 9 Maret 2021. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menambah dua armada kapal pengawas perikanan tipe kapal cepat yang diproyeksikan untuk memperkuat pengawasan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI) 571-Selat Malaka dan 711-Laut Natuna Utara. ANTARA FOTO/Teguh Prihatna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mendorong masyarakat dan pemda memasarkan garam yang dihasilkan secara online. Menurutnya, sejauh ini memang sudah berjalan, namun belum maksimal.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

"Penjualan lewat online itu sangat bagus. Kita harus dorong agar tidak ada tengkulak," kata Trenggono dalam keterangan tertulis, Jumat, 12 Maret 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penjualan garam secara online itu, kata dia, dapat mempermudah penjual dan pembeli sehingga diharapkan penyerapan terhadap garam yang diproduksi bisa lebih maksimal. Dengan demikian penghasilan petambak garam ikut meningkat.

Adapun produksi garam di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah meningkat sejak dibangunnya tunnel garam di Desa Tlogopragoto, Kecamatan Mirit. Dalam sekali produksi, kampung garam ini bisa menghasilkan sekitar 7,2 ton yang didominasi garam kosmetik.

Tunnel produksi di Kampung Garam jumlahnya mencapai 40 unit dan mulai dioperasikan sejak akhir tahun 2020. Pembuatan tunnel ini bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional(PEN) yang digagas pemerintah untuk membantu perekonomian masyarakat di masa pandemi Covid-19.

Kelompok petambak garam Cirat Segoro Renges yang berproduksi di Kampung Garam. Terdapat 26 anggota di dalamnya dan yang mereka hasilkan adalah garam kosmetik serta garam konsumsi. Harga jual per kilogramnya di kisaran Rp 30 ribu sampai Rp 40 ribu dengan pasar sekitaran DI Yogyakarta dan Lampung.

Trenggono mengapresiasi langkah petambak garam di Kebumen yang mau berkembang. Untuk itu, dia meminta jajarannya membantu kelompok petambak menyiapkan infrastruktur yang dibutuhkan.

"Bisa dibuatkan nanti rumah kacanya. Satu blok dulu untuk model," ujar dia.

Dirjen Pengelolaan Ruang Laut KKP TB Haeru Rahyu mengatakan akan langsung melakukan konsolidasi internal membahas rencana pembangunan rumah kaca untuk produksi garam piramid. "Kami juga akan koordinasi dengan pemda untuk ini," kata TB Haeru.

HENDARTYO HANGGI

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus