Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat pada penutupan sesi pertama perdagangan, Rabu, 11 Mei 2022. Indeks naik 40,8 poin atau 0,6 persen ke level 6.860,6.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sinyal penguatan IHSG sudah tampak dari pembukaan perdagangan. Walau sempat melemah 0,12 persen di level 6.811 pada pukul 09.05 WIB, indeks kembali melaju ke zona hijau.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Angka tertinggi kenaikan IHSG pada sesi ini terjadi pada pukul 10.10 WIB. Indeks bertengger di level 6,862.97. Rebound ini terjadi setelah dua hari berturut-turut grafik IHSG memerah.
PT Samuel Sekuritas Indonesia menyatakan IHSG kemarin turun dengan gap, namun ditutup lebih kuat dari pembukaannya. Analis Samuel Sekuritas memprediksi indeks bakal menguat dalam jangka pendek.
"Kemungkinan indeks akan menguat dalam jangka pendek dengan supply area di 6.900, dan demand area 6.750," kata Analis Samuel Sekuritas, M. Alfatih, dalam keterangan tertulisnya, Rabu.
Dia juga memperkirakan pergerakan sejumlah saham menguat. Harga saham Adaro Minerals Indonesia atau ADMR (harga penutupan terakhir 2.460), kemarin turun dan terlihat akan menguji support channel 2.375. Jika tembus ke bawah, kata dia, pergerakan saham akan mengakhiri channel naik sejak Januari 2022 dan kemungkinan penurunan bisa mencapai 2.100. Area cover di 2.550.
Saham Indo Tambangraya Megah atau ITMG (28.675) kemarin menguat setelah dibuka dengan gap turun yang besar. Kemungkinan saham akan melanjutkan kenaikan dan jika tembus 28.900, potensi kenaikan dapat mengarah ke 31.150. Batas risiko 28.150.
Pada saham Perusahaan Gas Negara atau PGAS (1.515), harga kemarin menguat dan membentuk pola pelanjutan bullish ke arah 1.600. Batas risiko di 1.475.
Sedangkan saham Unilever atau UNVR (4.380) kemarin menguat. Meski begitu, harga sudah masuk area supply 4.375-4.480. Kenaikan di atas 4.500 akan menujukkan kuatnya pola bullish dan dapat mendorong harga ke arah 4.900. Batas risiko 4.240.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto sebelumnya menuturkan koreksi IHSG disebabkan oleh sentimen pasar terhadap aksi The Fed menaikkan suku bunga. Melemahnya pasar, kata dia, bukan hal yang aneh di tengah kebijakan bank sentral tersebut.
Pekan lalu, Bank Sentral Amerika Serikat menaikkan suku bunga setengah poin persentase. Ketua The Fed Jerome Powell sudah memberikan sinyal jika bank sentral akan terus menaikkan suku bunga.
Namun, ini rekor dalam 22 tahun The Fed menaikkan suku bunga tertinggi. Dikutip dari Reuters, Federal Reserve mengatakan pihaknya menaikkan suku bunga setengah poin persentase untuk mengatasi inflasi terburuk yang pernah dialami Amerika dalam 40 tahun.
EKA YUDHA SAPUTRA | MUHAMMAD HENDARTYO HANGGI | REUTERS
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.