Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Ekonomi

Berita Tempo Plus

Ancang-ancang di Pengadilan Banding WTO

Pemerintah Indonesia yakin memiliki argumentasi yang kuat untuk melawan Uni Eropa dalam perkara larangan ekspor nikel di WTO.

27 April 2023 | 00.00 WIB

Alat berat diopersikan untuk eksplorasi areal pertambangan ore untuk nikel di Pomala, Kolaka, Sulawesi Tenggara. TEMPO/Iqbal Lubis
Perbesar
Alat berat diopersikan untuk eksplorasi areal pertambangan ore untuk nikel di Pomala, Kolaka, Sulawesi Tenggara. TEMPO/Iqbal Lubis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Ringkasan Berita

  • Pemerintah telah bekerja sama dengan kuasa hukum dan ahli untuk mempertahankan larangan ekspor bijih nikel.

  • Pengadilan banding WTO ditargetkan beroperasi pada 2024.

  • Eksploitasi nikel yang berlebihan akan membahayakan lingkungan.

BANGKOK - Pemerintah Indonesia mempersiapkan sejumlah strategi untuk melawan Uni Eropa di pengadilan banding Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) ihwal larangan ekspor nikel ore. Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyatakan optimistis bisa menang.

Menurut Zulkifli, pemerintah telah bekerja sama dengan tim kuasa hukum dan tim ahli dalam penanganan sengketa nikel untuk mempertahankan kebijakan larangan ekspor. Berbagai kementerian dan lembaga di dalam negeri juga berkoordinasi untuk memastikan argumen dalam persidangan dapat mematahkan keputusan panel WTO sebelumnya. "Pemerintah sudah menyusun poin-poin untuk menganulir keputusan panel WTO dan mengkaji dari berbagai aspek agar dapat menang," katanya kepada Tempo, Selasa, 25 April lalu.

Salah satu poin tersebut adalah pentingnya larangan ekspor supaya sejalan dengan peraturan di dalam negeri. Pemerintah mewajibkan penambang sumber daya alam mengolah komoditas tersebut di dalam negeri, seperti diatur dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara, yang kemudian direvisi menjadi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020.

Tujuan hilirisasi ini antara lain untuk melipatgandakan nilai komoditas dibanding dijual dalam kondisi mentah. Dampak dari pembangunan fasilitas pengolahan mineral di dalam negeri yang diharapkan pemerintah adalah tumbuhnya industri dan tambahan lapangan kerja baru. Terlebih saat ini nikel sudah menjadi produk esensial bagi Indonesia, yang memiliki mimpi mengembangkan industri baterai kendaraan listrik dan baja. "Larangan ekspor juga bersifat sementara," katanya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Vindry Florentin

Lulus dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran tahun 2015 dan bergabung dengan Tempo di tahun yang sama. Kini meliput isu seputar ekonomi dan bisnis. Salah satu host siniar Jelasin Dong! di YouTube Tempodotco

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus