Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Sinyal-sinyal itu tentu tak bisa diabaikan, tapi juga terasa berlebihan. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya, tapi entah mengapa, soal perburuhan dituding sebagai penyebab utama. Ketua Aprisindo, Anton J. Supit, mengungkapkan bahwa ada 12 perusahaan yang memindahkan sebagian line produksinya ke Vietnam dan Thailand. Otomatis, jalur produksi mereka di Indonesia juga berkurang. Namun, Anton membantah ada pemindahan pabrik (relokasi) ke luar negeri. "Salah satu perusahaan sudah pasti mengurangi line produksinya dari 100 menjadi hanya 30 line," katanya. Gara-gara perampingan itu, Indonesia kehilangan sekitar US$ 480 juta dari potensi penerimaan pajak dan penyerapan tenaga kerja dari sektor sepatu saja.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo