Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ini Alasan Cina Masih Menjadi Tempat Favorit untuk Berbisnis

Meskipun Kurang Bersahabat, Cina masih menjadi tempat favorit untuk berbisnis. Ini alasannya.

11 November 2021 | 18.16 WIB

Presiden Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping, saat acara bertemu dengan pemimpin bisnis di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Damir Sagolj
Perbesar
Presiden Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping, saat acara bertemu dengan pemimpin bisnis di Beijing, Cina, 9 November 2017. REUTERS/Damir Sagolj

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Isu hengkangnya perusahaan teknologi asal Amerika Serikat di Cina banyak diperbincangkan di seluruh dunia. Yahoo menjadi perusahaan teknologi yang baru saja mengumumkan penutupan kantornya di Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Alasan yang dibawa Yahoo untuk hengkang dari Cina pun mirip seperti berbagai perusahaan sebelumnya. Sebagaimana dilansir dari globaltimes.cn, ketatnya regulasi sensor dan iklim bisnis yang kurang bersahabat menjadi alasan Yahoo! untuk hengkang. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meskipun demikian, beberapa perusahaan asing ternyata masih memilih untuk tinggal dan menjalankan bisnisnya di Cina. Mengutip World Investment Report 2021 di laman unctad.org, Cina masih menjadi salah satu negara dengan investasi asing terbesar di dunia. Bahkan jumlah investasi Cina diperkirakan akan terus mengalami peningkatan.

Kondisi yang berkebalikan justru dialami oleh Selandia Baru yang jumlah investasi asingnya berada jauh di bawah Cina. Padahal, dengan merujuk pada doingbusiness.org, Selandia Baru merupakan negara yang paling ramah terhadap bisnis asing.

Iklim bisnis Cina yang kurang bersahabat terhadap pebisnis asing ternyata bukanlah aspek yang terlalu krusial. Dilansir dari theconversation.com, besar national market atau pasar nasional Cina lah yang membuatnya terus-menerus menarik perhatian pebisnis asing.

Posisi Cina sebagai negara dengan ekonomi terbesar kedua tentu memiliki pasar nasional yang jauh lebih besar daripada Selandia baru, yang besar perekonomiannya berada di posisi ke-53 di seluruh dunia.

Dilansir dari forbes.com, besar pasar nasional memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap keberlangsungan aktivitas bisnis. Semakin besar pasar nasional suatu negara, semakin besar pula jumlah konsumen potensial dari suatu barang dan jasa. Akibatnya, potensi profit dari sebuah bisnis yang berjalan di tengah pasar nasional besar jauh lebih tinggi daripada bisnis yang berjalan di tengah pasar nasional kecil.

Pasar nasional yang besar, sebagaimana dilansir dari theconversation.com, adalah aspek yang membuat Cina memiliki jumlah investor banyak, bahkan cenderung mengalami peningkatan. Meskipun regulasi dan iklim bisnisnya tidak bersahabat, besaran pasar nasional Cina tetap menggoda di mata para investor dan pemilik perusahaan multinasional.

BANGKIT ADHI WIGUNA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus