Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ini Alasan Hyundai Terlibat Investasi 33 T di Grab

Toyota dan Hyundai beserta Didi Chuxing dan SoftBank menjadi investor Grab. Hyundai ingin mengeksplorasi peluang baru di industri mobilitas.

30 Januari 2018 | 16.21 WIB

Grab Gelontorkan Investasi Rp 9,1 Triliun
Perbesar
Grab Gelontorkan Investasi Rp 9,1 Triliun

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Toyota dan Hyundai beserta Didi Chuxing dan SoftBank menjadi investor Grab. Mereka menggelontorkan US$ 2,5 miliar atau sekitar Rp 33,2 triliun untuk platform transportasi berbasis online asal Malaysia ini pada 11 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Hyundai masuk ke Grab, menurut analis, karena alasan mobilitas. Kepada Forbes, Managing Director IHS Markit untuk Asia-Pasifik, James Chao, mengatakan bukan hanya Uber, Grab, dan penyedia mobilitas berbasis aplikasi yang berebut pasar. Para pabrikan mobil dunia juga terlibat perang yang sama, demikian laporan Majalah Tempo edisi 28 Januari 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Semua pembuat mobil berebut memosisikan diri di pasar mobilitas yang baru," ucap Chao. Langkah Hyundai membenamkan duit di Grab merupakan bentuk dari pertempuran merebut pasar mobilitas di masa depan.

Direktur Inovasi yang juga Kepala Divisi Strategi dan Inovasi Hyundai Young Cho Chi mengatakan, kemitraan strategis dengan Grab akan membantu Hyundai mengeksplorasi peluang baru di industri mobilitas.

Hyundai Ioniq Hybrid. gizmag.com

Sebelum bekerja sama dengan Grab, Hyundai tampak kepayahan memamerkan mobil ramah lingkungan mereka. Hyundai, misalnya, menyediakan layanan gratis mengendarai IONIQ selama dua jam lewat WaiveCar dan Wina, aplikasi berbagi mobil yang masing-masing berbasis di Los Angeles, Amerika Serikat, dan Austria.

Bahkan, di Amsterdam, Hyundai mengoperasikan aplikasi sendiri, yang memberikan kesempatan kepada konsumen menyewa 100 unit IONIQ yang tersedia. "Inilah gunanya bermitra dengan Grab," kata Chao.

Sejak dua tahun lalu, pembuat mobil dunia memang berinvestasi di perusahaan mobilitas berbasis aplikasi. General Motors pada awal 2016 mengumumkan investasi mereka sebanyak US$ 500 juta di Lyft Inc, perusahaan transportasi berbasis pemesanan (on-demand). Investasi itu untuk mengembangkan layanan pemesanan transportasi nirsopir menggunakan platform .

Perusahaan otomotif Jerman, Volkswagen, juga telah meneken kontrak senilai US$ 300 juta dengan Gett, aplikasi berbagi kendaraan yang berbasis di Tel Aviv, Israel.

Pada tahun yang sama, raksasa otomotif asal Amerika, Ford, juga mengakuisisi Chariot. Platform yang menyediakan angkutan komuter alternatif yang beroperasi di San Francisco ini mengoperasikan mobil van yang mengangkut penumpang komuter pada jam dan hari kerja saja.

Kesepakatan strategis pada dua tahun lalu itu dilengkapi dengan deal antara pembuat mobil terbesar dunia, Toyota, dan perusahaan mobilitas terbesar dunia, Uber. Dalam kesepakatan tersebut, pengemudi Uber bisa mencicil pembelian mobil Toyota lewat Toyota Financial Services. Uang cicilan berasal dari pendapatan pengemudi.

Kesepakatan kedua muncul pada awal Januari lalu. Dalam kerja sama ini, keduanya melibatkan Amazon, Didi, dan Pizza Hut. Toyota akan mengembangkan kendaraan antar-jemput tanpa sopir untuk layanan komersial keempat perusahaan tersebut.

Toyota menyuntik Grab lewat Toyota Tsusho Corp. Tidak diketahui berapa jumlah uang yang dibenamkan Toyota di Grab pada Agustus 2017. Namun pada Juli 2017, seperti dikutip Reuters, dari US$ 2,5 miliar pendanaan, sebanyak US$ 2 miliar berasal dari kantong Didi Chuxing dan SoftBank. Sisanya dari pemodal lain, yaitu Toyota dan Hyundai.

FORBES | REUTERS | KHAIRUL ANAM

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus