Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Ini Tantangan Geopolitik yang Dihadapi Anies, Prabowo, dan Ganjar jika Menjadi Presiden

Para calon presiden - Anies Baswedan, Prabowo Subianto, dan Ganjar Pranowo - akan menghadapi tantangan geopolitik saat terpilih sebagai presiden nanti

13 Desember 2023 | 08.33 WIB

Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo , Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, dan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan saling berjabat tangan usai debat perdana di KPU RI, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Perbesar
Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo , Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto, dan Capres nomor urut 1 Anies Baswedan saling berjabat tangan usai debat perdana di KPU RI, Jakarta, Selasa, 12 Desember 2023. TEMPO/ Febri Angga Palguna

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom senior sekaligus founder Center of Reform on Economics (CORE) Hendri Saparini, mengatakan presiden terpilih akan menghadapi tantangan geopolitik yang beragam. “Global supply chain akan terganggu. Tidak hanya Ukraina, tapi ada juga Palestina, Venezuela,” ujar Hendri dalam acara seminar CORE Economic Outlook 2024, di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, Selasa, 12 Desember 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Pemilihan presiden tahun depan akan diikuti oleh tiga pasangan calon presiden-wakil presiden. Ketiga pasangan calon itu adalah Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurutnya, beragam kondisi geopolitik tentu akan mengganggu perekonomian Indonesia. “Apakah akan mengganggu di transportasi, atau dari sisi volume supply-nya, atau juga dari harga,” kata Hendri. “Ini yang dihadapi indonesia di 2024 and beyond. Tidak hanya pada 2024, makanya kita perlu ada strategi untuk menghadapinya.”

Dalam paparannya, Hendri mengungkap sejumlah kondisi geopolitik yang akan dihadapi ke depan.

Pertama, ketidakpastian harga komoditas dunia yang disebabkan oleh Perang Ukraina dan Rusia menjadi ancaman terhadap pertumbuhan ekonomi global.

Kedua, konflik antara Israel dan Palestina yang terus bergejolak sehingga meningkatkan ketegangan di wilayah Timur Tengah.

Ketiga, ketegangan geopolitik dan kebijakan proteksionisme Amerika Serikat, yang menyebabkan menurunnya perdagangan dan investasi antara Tiongkok dan Amerika Serikat.

Keempat, ketegangan antara Venezuela dan Guyana yang meningkat setelah Venezuela mengklaim daerah Guayana Esquiba milk Guyana sebagai wilayah Venezuela.

Kelima, perlambatan pertumbuhan ekonomi di Tiongkok yang disebabkan oleh krisis pasar properti. “Fenomena ini dinilai akan mempengaruhi perekonomian global,” kata Hendri.

Selanjutnya, atau keenam, fenomena yang terjadi di Laut Cina Selatan dan ketegangan antara Tiongkok dan Taiwan, di mana kondisi tersebut semakin mendorong fragmentasi kondisi geopolitik dunia. 

Terakhir, invasi Azerbaijan ke wilayah Nagorno-Karabakh yang meningkatkan ketegangan geopolitik di Wilayah Kaukasus. 

Selain itu, Hendri menyampaikan beberapa isu geopolitik dan perekonomian dunia lainnya, seperti dampak pengetatan moneter yang masih cukup kuat dengan tren menurun, pemulihan terbatas Uni Eropa, tekanan inflasi global yang menurun, hingga pelemahan pertumbuhan Amerika Serikat dengan potensi resesi menurun.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus