Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Reksa dana syariah makin mudah diakses dengan modal terjangkau.
Kapitalisasi indeks syariah naik 20,14 persen.
BEI menyiapkan proyek percontohan di 10 pesantren.
JAKARTA – Tren investasi pada produk dan instrumen berbasis syariah meningkat selama Ramadan. Salah satu instrumen yang banyak dipilih investor adalah reksadana syariah. Direktur Eksekutif Asosiasi Pelaku Reksa Dana Investasi Indonesia (APRDI), Mauldy Rauf Makmur, menuturkan bahwa reksa dana syariah memiliki sejumlah keunggulan yang bisa dicocokkan dengan tujuan keuangan masyarakat, baik untuk jangka pendek, menengah, maupun panjang.
“Reksa dana syariah menawarkan imbal hasil yang mengalahkan inflasi dan dikecualikan dari pajak,” ujarnya, kemarin. Sejalan dengan perkembangan teknologi, produk reksa dana syariah pun makin mudah diakses dengan modal yang terjangkau, yaitu mulai dari Rp 50 ribu.
Meski demikian, Mauldy menambahkan, layaknya produk reksa dana konvensional, reksa dana syariah juga memiliki risiko. Sebab, reksa dana dikelola oleh portofolio efek sehingga nilainya mengikuti pergerakan harga aset dasar yang dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, politik, serta likuiditas. “Risiko investasi itu tidak bisa dihilangkan, tapi harus dipahami dan dapat dimitigasi,” katanya.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mendorong pertumbuhan pasar modal syariah pada tahun ini, baik dari sisi keaktifan investor, nilai, volume, maupun frekuensi transaksi. Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, Irwan Abdalloh, menuturkan bahwa BEI menargetkan pertumbuhan investasi syariah mencapai 10 persen pada 2023. “Target tersebut dapat dicapai dengan perluasan edukasi individu dan kelompok melalui kegiatan tatap muka, daring, maupun hibrida,” ujarnya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo