Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Jokowi Sebut Smelter sebagai Fondasi Indonesia jadi Negara Maju: Sekarang Bertumpu pada Produksi

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebutkan smelter adalah batu pijakan atau fondasi bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara maju di masa mendatang.

21 Juni 2023 | 08.31 WIB

Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Presiden Komisaris AMNT Hilmi Panigoro (kiri) dan Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) Rachmat Makassau (ketiga kanan) saat meninjau proyek pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Dusun Otak Keris, Maluk, Sumbawa Barat, NTB, Selasa 20 Juni 2023. Pemerintah mendorong pembangunan fasilitas pengolahan mineral atau smelter sebagai bagian program hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah komoditas sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi Indonesia. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi
Perbesar
Presiden Joko Widodo (tengah) bersama Presiden Komisaris AMNT Hilmi Panigoro (kiri) dan Presiden Direktur PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT) Rachmat Makassau (ketiga kanan) saat meninjau proyek pembangunan smelter PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Dusun Otak Keris, Maluk, Sumbawa Barat, NTB, Selasa 20 Juni 2023. Pemerintah mendorong pembangunan fasilitas pengolahan mineral atau smelter sebagai bagian program hilirisasi guna meningkatkan nilai tambah komoditas sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih besar bagi Indonesia. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebutkan smelter adalah batu pijakan atau fondasi bagi Indonesia untuk bisa menjadi negara maju di masa mendatang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

"Smelter ini pijakan fondasi untuk kita menjadi negara maju karena dari yang dulu bertumpu kepada konsumsi, sekarang bertumpu kepada produksi," kata Jokowi, seperti disaksikan dalam video yang diunggah akun YouTube Sekretariat Presiden di Jakarta, Selasa, 20 Juni 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal itu disampaikan kepala negara usai meninjau proyek pembangunan pabrik smelter PT Freeport Indonesia di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Ia juga menyatakan smelter telah mengubah pola yang selama ini konsumsi menjadi produksi.

Jokowi yakin bahwa keberadaan sejumlah pabrik smelter di Tanah Air akan menambah daya saing yang dimiliki Indonesia dan bakal mengubah ketergantungan ekonomi dari sektor konsumsi ke sektor produksi.

Oleh sebab itu pula, Presiden mendorong hasil produksi dari pabrik smelter tersebut agar diintegrasikan dengan hasil komoditas tambang lainnya yang tersebar di berbagai daerah di Tanah Air.

Sebagai contoh, komoditas tambang nikel di Sulawesi, bauksit di Bintan dan Kalimantan Barat, tin yang ada di Bangka Belitung, hingga copper foil yang ada di Gresik. "Sehingga terintegrasi menjadi EV baterai, litium baterai, dan itu akan diintegrasikan lagi menjadi kendaraan listrik," kata Presiden.

Lebih jauh, Jokowi berharap proyek pembangunan pabrik smelter yang sudah mencapai 72 persen tersebut dapat selesai tahun 2024. "Kita harapkan semuanya nanti selesai sebelum Mei 2024."

Saat meninjau pabrik smelter Freeport tersebut, Jokowi didampingi oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Menteri ESDM Arifin Tasrif, Menteri BUMN Erick Thohir, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas.

Selanjutnya: Sementara itu, Luhut mengatakan pembangunan pabrik...

Sementara itu, Luhut mengatakan pembangunan pabrik foil tembaga di kawasan industri JIIPE Gresik, Jawa Timur, yang ditargetkan rampung dalam 12 bulan ini akan menunjukkan reputasi investasi di Indonesia.

Dalam acara seremoni peletakan batu pertama (groundbreaking) pabrik foil tembaga di Gresik, Jawa Timur, Luhut menyebutkan proses pembangunan pabrik foil tembaga selama 12 bulan akan menjadi rekor tercepat pembangunan proyek-proyek tembaga di dunia.

“Dari groundbreaking sampai commercial operation, proyek foil tembaga ini diselesaikan kurang dari 12 bulan. Hal ini akan menjadi rekor tercepat pembangunan proyek-proyek tembaga di dunia sekaligus menunjukkan reputasi investasi Indonesia,” kata Luhut.

Ia bersama jajaran menteri dan kepala daerah berjanji memberikan dukungan penuh untuk proyek pabrik foil tembaga tersebut, seperti untuk memberikan perizinan dan insentif. “Tidak boleh terlambat,” ujar Luhut.

Menurut Luhut, pabrik dari PT Hailiang Nova Material Indonesia itu akan menjadi pabrik foil tembaga dengan kapasitas terbesar di Asia Tenggara. Indonesia juga berhasil mengalahkan Vietnam, Meksiko, Amerika Serikat dan Hungaria untuk mendapatkan realisasi investasi proyek foil tembaga itu.

Pabrik foil tembaga tersebut, kata Luhut, akan menggunakan bahan baku katoda tembaga dari smelter milik PT Freeport Indonesia yang sedang dibangun di kawasan yang sama, yakni JIIPE Gresik. Oleh sebab itu, ia juga meminta agar pembangunan smelter Freeport tidak meleset dari target di pertengahan 2024.

Pabrik foil tembaga di Gresik itu nantinya akan menyerap 1.950 pekerja dengan komposisi 95 persen dari tenaga kerja lokal. “Sebagian besar dari mereka akan dilatih di Cina selama 3-6 bulan, itu perjanjian kami di Cina. Hal ini untuk memastikan transfer teknologi dalam hal pengoperasian bisa dimulai,” tutur Luhut.

ANTARA

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus