Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo menginginkan ada solusi cepat atas kelambanan industri turunan batu bara di Indonesia. Ia ingin Indonesia tak terus-menerus menjadi negara pengekspor batu bara mentah.
“Saya ingin dicarikan solusi mengatasi kelambanan industri turunan batu bara ini karena kita sudah lama sekali mengekspor batu bara mentah,” kata Presiden Jokowi dalam acara Rapat Terbatas dengan topik Percepatan Peningkatan Nilai Tambah Batu Bara dari Istana Kepresidenan Bogor, Jumat, 23 Oktober 2020.
Kepala Negara menegaskan kondisi tersebut harus diakhiri sehingga bila ada beberapa perpanjangan terkait dengan kewajiban maka harus segera dirampungkan.
Presiden Jokowi mendapatkan laporan bahwa pengembangan industri turunan batu bara masih mengalami kendala. Hambatan utama berkaitan dengan keekonomian dan faktor teknologi.
“Saya kira ini bisa diatasi kalau perusahaan-perusahaan itu atau BUMN berpartner. Mencari partner dan kita tahun 2019 baru 5 pemegang IUPK OP yang melakukan coal upgrading dan baru 2 pemegang IUPK/OP yang memproduksi briket batu bara,” ujar Jokowi.
Pada kesempatan itu, dibicarakan mengenai percepatan peningkatan nilai tambah batu bara. Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia harus mulai bergeser dari negara pengekspor bahan-bahan mentah dan salah satunya adalah batu bara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia ingin Indonesia menjadi negara industri yang mampu mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau barang setengah. “Jadi ini saya kira strategi besar yang kita harus konsisten untuk menjalankannya,” kata Jokowi.
Baca juga: PT Bukit Asam Siapkan Bisnis Energi Surya di Bekas Tambang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini