Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kapal Bermuatan Garam Tenggelam di Perairan Seraya, NTT

Kapal Motor Jabal Nur yang mengangkut 18 ton garam tenggelam di Pulau Seraya, setelah dihantam gelombang tinggi.

6 Januari 2020 | 10.00 WIB

Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA
Perbesar
Ilustrasi gelombang tinggi. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
TEMPO.CO, Kupang - Kapal Motor (KM) Jabal Nur yang mengangkut sekitar 18 ton garam tenggelam di perairan Pulau Seraya, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Kapal tenggelam pada Minggu, 5 Januari 2020, setelah dihantam gelombang tinggi.
 
Kepala Bidang Humas Polda NTT, Komisaris Besar Johannes Bangun menjelaskan, kapal pengangkut garam itu sedianya hendak berlayar menuju Bima, Nusa Tenggara Barat (NTT) pada Sabtu, 4 Januari 2020 malam. 
 
Pada mulanya, lanjut dia, kapal tersebut dinahkodai Kapten H.M Nur. Namun tiba-tiba yang bersangkutan menderita sakit, sehingga digantikan oleh Anak Buah Kapal (ABK) Rusalan. 
 
"Setelah tiba di Pulau Seraya Besar, ABK yang dilaporkan tidak tahu jalan menabrak karang hingga kapal miring," kata Johannes. Akhirnya, ditambah hantaman gelombang tinggi kapal itupun tenggelam.
 
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, seluruh penumpang kapal di antaranya H.M Nur, Aco, Wawan, Zakarias, Isran dan Yusran selamat. "Saat ini korban berada di kediaman kepala desa Seraya," Johannes menambahkan.  Adapun kerugian yang dialami berupa 18 ton garam.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kembali mengingatkan para nakhoda kapal, khususnya yang menjadi armada angkutan Natal dan Tahun Baru untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang mungkin terjadi selama pelayarannya. Direktur Kesatuan dan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP), Ahmad mengatakan, sesuai informasi cuaca yang diterbitkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) per hari ini ada siklon Tropis PHANFONE 994 hPa di Samudra Pasifik timur Filipina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Siklon tropis ini berdampak pada ketinggian gelombang di wilayah Samudra Pasifik utara Halmahera hingga Papua yang diperkirakan mencapai 2,5 - 4 m. "Kondisi ini mengakibatkan peningkatan tinggi gelombang di sekitar wilayah tersebut. Gelombang tinggi mencapai 2,5 sampai 4 meter berpeluang terjadi di Samudera Pasifik Utara Halmahera hingga Papua. Agar para nakhoda kapal yang melintasi perairan ini untuk dapat diantisipasi," ujar Ahmad dalam keterangan tertulis, Selasa, 24 Desember 2019.

YOHANNES SEO

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus