Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Tangerang - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan penetapan lokasi proyek bandara internasional Bali masih dalam tahap penelitian. Budi mengungkapkan pihaknya masih melakukan pengamatan langsung terkait dengan aspek sosial, budaya, dan lingkungan setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Sehingga itu baru kita lakukan setelah penelitiannya selesai," kata Budi di Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia, Tangerang, Sabtu, 24 Februari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bali akan memiliki bandara internasional lain, selain Bandara Ngurah Rai. Bandara yang disebut dengan Bandara Internasional Bali Baru (BIBU) itu akan dibangun di lokasi lepas pantai, di Buleleng.
Terkait dengan rencana penetapan lokasi di lepas pantai di Buleleng, Budi enggan berkomentar lebih lanjut karena masih menunggu studi penelitian lokasi selesai. "Saya belum bisa berkomentar karena studinya sedang kami jalankan," katanya.
Ia mengatakan kajian pembangunan bandara tersebut diperkirakan bakal selesai tahun ini. "Ya, solusinya (penetapan lokasi) kami sampaikan tahun ini karena ada ide juga membuat di selatan akan jadi dua runway, studinya kita buat komprehensif."
Presiden Direktur PT Bandara Internasional Bali Baru (BIBU) I Made Mangku mengatakan lokasi pembangunan di darat berisiko menggusur 33 pura, 121 situs sejarah, jalan raya, permukiman, hingga lahan sawah subur. Adapun lokasi proyek sekitar 19 kilometer arah timur dari ibu kota Kabupaten Buleleng.
"Begitu banyak obstacle di darat, kami memilih membangun di offshore," ujarnya, Kamis, 22 Februari 2018.
Made menambahkan, Gubernur Bali Made Mangku Pastika sudah berpesan, proyek bandara tidak boleh menggusur sawah produktif, pura, dan situs sejarah.
Pembangunan bandara ini bertujuan mengakomodasi pariwisata di Bali Utara. Terdapat beberapa obyek wisata potensial, yakni Tulamben, Nusa Penida, Taman Nasional Bali Barat, serta akses ke Banyuwangi dan Lombok.
Baca berita tentang Kemenhub lainnya di Tempo.co.
KARTIKA ANGGRAENI | BISNIS