Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Sebagian pasien Covid-19 kesulitan mengakses fasilitas obat gratis Kementerian Kesehatan.
Pengiriman obat gratis melalui aplikasi telemedicine terus meningkat.
Kementerian Kesehatan menyediakan dua jenis paket obat Covid-19.
JAKARTA - Kementerian Kesehatan terus berupaya mengoptimalkan pelayanan pemberian obat gratis untuk pasien isolasi mandiri Covid-19 melalui aplikasi kesehatan daring alias telemedicine. Meski demikian, di lapangan masih saja ditemukan sejumlah kendala, seperti nomor induk kependudukan (NIK) yang tidak terdaftar. Hal itu menyebabkan pasien Covid-19 belum dapat mengakses fasilitas obat gratis karena namanya tidak tercantum dalam sistem.
Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, mengungkapkan terdapat beberapa faktor penyebab masalah tersebut. “Kemungkinan human error itu yang biasanya kami temukan. Petugas salah input atau salah catat NIK, sehingga datanya tidak terhubung dengan aplikasi telemedicine,” ujarnya kepada Tempo, kemarin. Penyebab kedua adalah nomor telepon yang diberikan tidak terkoneksi dengan aplikasi pesan singkat WhatsApp. Kementerian Kesehatan menggunakan layanan tersebut untuk mengkonfirmasi pengiriman obat.
Penyebab lain, dia menambahkan, adalah jeda dari pemasukan data oleh laboratorium tempat pasien melakukan tes PCR dengan koneksi aplikasi PeduliLindungi atau sistem New All Record (NAR) milik Kementerian Kesehatan. “Masyarakat yang menghadapi kendala tersebut dapat menghubungi atau datang ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan obat atau memanfaatkan layanan poli Covid-19 dan telemedicine yang dikembangkan oleh rumah sakit,” ucap Nadia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo