Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Kerja Hibrida WFH dan WFO Masih Tren di Tahun 2022: Ini Kelebihan dan Kekurangan

Model kerja hibrida atau hybrid working, yakni gabungan WFH dan WFO memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan.

3 April 2022 | 20.04 WIB

Ilustrasi sakit pinggang. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi sakit pinggang. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta -Model bekerja secara hibrida atau hybrid working yakni campuran WFH dan WFO diperkirakan masih menjadi tren di tahun 2022.

Hasil
survey oleh McKinsey, sebagaimana dilansir dari Antara, menyebutkan bahwa pasca pandemi, 52 persen pekerja lebih memilih melakukan hybrid working.

Jumlah tersebut mengalami peningkatan sebesar 22 persen dari hasil
survey yang dilakukan sebelum pandemi.

Apa Itu Hybrid Working?

Dikutip dari The Enterprisers Project, hybrid working dapat diartikan sebagai model kerja dimana beberapa orang dalam tim bekerja secara langsung di lokasi yang sama, sementara beberapa anggota tim yang lain berkerja dari jarak jauh.

Selain itu, hybrid working juga dapat dipahami sebagai model kerja dimana para pekerja bekerja beberapa hari di kantor pusat alias WFO dan beberapa hari di rumah (WFH).

Kelebihan Hybrid Working

Berikut adalah kelebihan hybrid working yang dilansir Tempo.co dari laman Great Work Life :

  1. Meningkatkan kebahagiaan pekerja

Manfaat terbesar dari hybrid working adalah karyawan yang lebih bahagia. Sejak pandemi Covid-19, banyak karyawan yang bekerja dari rumah dan menyukainya.

Selain bebas menentukan jam kerja, hybrid working juga membuat pekerja tidak harus bolak-balik ke kantor. Menurut survey, perjalanan yang panjang merupakan penyebab 1 dari 4 pekerja berhenti dari pekerjaanya.

  1. Meningkatkan produktivitas

Di masa lalu, banyak perusahaan percaya bahwa pekerja harus berada di bawah pengawasan agar menjadi produktif. Akan tetapi, studi terbaru oleh Mercer yang melibatkan 800 karyawan mengungkapkan bahwa 94 persen pekerja merasa produktivitasnya ketika bekerja dari rumah sama atau bahkan lebih tinggi daripada saat bekerja di kantor.

Selain itu, studi yang dilakukan oleh Stanford University juga menunjukkan bahwa pekerja yang bekerja dari rumah lebih mungkin bekerja dengan shift penuh. Ketika mereka berkerja di kantor, banyak pekerja yang datang terlambat ataupun pulang lebih awal sehingga produktivitasnya lebih rendah.

  1. Mencegah konflik antar pekerja

Bekerja dengan orang yang sama setiap hari seringkali menyebaban konflik intrapersonal. Model kerja hibrida dapat memberi ketenangan pikiran bagi pekerja sehingga mereka bisa fokus pada pekerjaan alih-alih menghindari atau menyelesaikan masalah dengan pekerja yang lain.

  1. Menghemat biaya yang harus dikeluarkan pekerja dan perusahaan

Hybrid working dapat menghemat biaya perjalanan yang harus dikeluarkan pekerja jika datang ke kantor. Selain itu, model kerja ini juga membantu perusahaan menghemat biaya sewa ruang kantor, tagihan listrik, dan layanan kebersihan.

  1. Lingkungan kerja yang lebih aman

Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang, hybrid working dapat mengurangi risiko penyebaran virus ke para pekerja. Dengan demikian, lingkungan kerja menjadi lebih aman. Dengan mengontrol jumlah karyawan yang datang ke kantor setiap harinya, model kerja ini juga memudahkan penerapan social distancing.

Kekurangan Kerja Hibrida

Berikut adalah kekurangan dari hybrid working :

  1. Burnout

Jika dibiarkan tanpa pengawasan, hybrid working dapat membuat pekerja menjadi burnout. Hal ini tejadi karena sulitnya menetapkan batasan saat bekerja dari rumah. Hybrid working mungkin menganggu jadwal tidur beberapa pekerja dan menyulitkan mereka untuk menyeimbangkan perkerjaan dengan kehidupan rumah.

  1. Rasa terisolasi

Di kantor,  pekerja bisa saling menceritakan lelucon atau mengikuti gosip terbaru. Ketika bekerja secara hibrida, interaksi sosial semacam itu menjadi berkurang.

Menurut laporan dari CNBC, selama pandemi, pekerja jarak jauh semakin merasa terisolasi dan kesepian. Hal tersebut berujung pada masalah kesehatan mental seperti depresi.

  1. Risiko cyber crime yang tinggi

Penggunaan teknologi dalam hybrid working tidak bisa dihindari. Akibatnya, pekerja yang bekerja dari rumah  lebih rentan terhadap kejahatan dunia maya atau cyber crime. Untuk menghindari masalah tersebut, diperlukan strategi yang tepat untuk mengamankan komputer.

  1. Tidak cocok untuk segala jenis usaha

Model kerja hibrida atau hybrid working tidak cocok diterapkan pada jenis bisnis tertentu.

Perusahaan yang sangat bergantung pada interaksi langsung, seperti bank dan ritel kemungkinan akan sangat menderita jika mengizinkan karyawan bekerja dari jarak jauh ataupun WFH.

SITI NUR RAHMAWATI
Baca : Tips WFH Nyaman dari UI, Mulai dari Posisi Duduk hingga Interaksi Pekerja

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus