Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Krakatau Steel Pecahkan Rekor Produksi Baja Terbanyak

Krakatau Steel memecahkan rekor memproduksi baja lembaran panas terbanyak.

3 November 2019 | 08.35 WIB

Suasana pembuatan baja di Pabrik Krakatau Steel, Cilegon, Banten, 26 November 2014.  PT Krakatau Steel resmi memiliki pabrik pipa baja, melalui anak usahanya PT KHI Pipe Industry. TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Suasana pembuatan baja di Pabrik Krakatau Steel, Cilegon, Banten, 26 November 2014. PT Krakatau Steel resmi memiliki pabrik pipa baja, melalui anak usahanya PT KHI Pipe Industry. TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Tempo.Co, Jakarta - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk baru-baru ini memecahkan rekor produksi baja lembaran panas atau hot rolled coil terbesar. Produksi baca lembaran panas yang dilakukan pada Oktober 2019 mencapai 203.315,55 ton.

Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim mengatakan produksi ini menjadi yang terbesar sepanjang 12 tahun terakhir. Sebelumnya, perusahaan mencatatkan produksi terbesar pada Desember 2007, yakni 200.411 ton.

“Pencapaian ini membuktikan bahwa proses restrukturisasi dan transformasi di internal Krakatu Steel telah menunjukkan hal yang positif," ujarnya dalam keterangan tertulis, Ahad, 3 November 2019.

Ia menyebut, Krakatau Steel mampu menjaga stock inventory pada tingkat yang efisien. Silmy melanjutkan, pencapaian ini diraih berkat komitmen manajemen dan karyawan dalam mendukung proses transformasi.

Adapun capaian produksi diikuti oleh pengiriman produk jadi di bulan Oktober yang melebihi target, yakni mencapai 164.284 MT kepada konsumen. Silmy mengklaim angka itu tertinggi shipment sepanjang 2019. Sedangkan untuk kolektivitas pembayaran di bulan yang sama, perseroan juga melampaui target.

Krakatau Steel secara perlahan mulai membangun kembali kekompakan tim antar lintas fungsi dan lebih fokus kepada pelayanan konsumen. Kami meyakini dan akan menjalani hal ini dengan konsisten," tutur Silmy.

Untuk pengembangan kapasitas, ia menyebut perusahaannya ini sedang membangun Hot Strip Mill#2. Digadang-gadang, pada kuartal IV 2019 bakal kelar selesai mechanical completion-nya.

"Pada awal 2020, pabrik SM#2 akan mulai produksi. Dengan adanya kedua pabrik HSM#1 dan HSM#2 ini, kapasitas produksi HRC meningkat menjadi 3,9 juta ton per tahun dan selanjutnya dapat dikembangkan menjadi 6,4 juta ton per tahun," katanya.

Dengan kondisi produksi yang moncer, ia menyebut produsen baja nasional tidak mempunyai masalah dalam hal produksi. Adapun masalah industri baja nasional hanya di tingkat tata niaga dan impor baja nasional. “Tantangan yang dihadapi saat ini adalah bagaimana menghentikan impor baja dan mewujudkan swasembada baja," ujarnya.

Silmy menjelaskan, industri baja nasional belakangan ini menghadapi impor baja dengan cara circumvention (pengalihan HS code) sehingga tidak adan pembayaran bea masuk. Menurut dia, kondisi ini dapat mematikan industri baja nasional.

Ia berharap pemerintah dapat melindungi investasi melalui kebijakan tata niaga dan pengetatan izin impor untuk meningkatkan utilisasi pabrik baja terintegrasi dari hulu hingga ke hilir..


Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Francisca Christy Rosana

Lulus dari Universitas Gadjah Mada jurusan Sastra Indonesia pada 2014, ia bergabung dengan Tempo pada 2015. Kini meliput isu politik untuk desk Nasional dan salah satu host siniar Bocor Alus Politik di YouTube Tempodotco. Ia meliput kunjungan apostolik Paus Fransiskus ke beberapa negara, termasuk Indonesia, pada 2024 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus