Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Ringkasan Berita
Gejolak Mayapada yang menjadi gunjingan antarlembaga.
Berawal dari dugaan penyaluran kredit jumbo ke empat grup.
Menanti babak baru rencana penambahan modal dan pergantian pengendali perseroan.
MESKI menjadi anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) sejak Desember 2019, Tahir rupanya baru sekali mengikuti rapat lembaganya tersebut. Itu pun rapat pertama dengan pelantiknya, Presiden Joko Widodo. Sisanya, pemilik kelompok usaha Mayapada itu selalu mabal.
Termasuk ketika Wantimpres rapat menggelar rapat virtual dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso pada Rabu, 17 Juni lalu. “Saya enggak hadir. Saya lagi jagain Bank Mayapada, juga penanganan Covid-19,” kata Tahir di ruang kerjanya di Mayapada Tower 1, Jakarta, Jumat, 10 Juli lalu. “Saya sebenarnya enggak cocok jadi pejabat.”
Absennya Tahir dalam rapat itu membuat anggota Wantimpres yang lain tanpa canggung membahas kondisi teranyar PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Bank dengan total aset Rp 89,2 triliun ini merupakan jantung bisnis Tahir, orang terkaya nomor tujuh di Indonesia versi Forbes—Tahir juga memegang lisensi terbitan ini di Indonesia.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo