Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Partai Gerindra mengajukan enam calon kepala daerah di lumbung suara di Nusa Tenggara Barat.
PPP menargetkan menang di 114 daerah.
Pemilih pada pilkada 2020 lebih dari separuh pemilih Pemilu 2019.
TIBA di rumah Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, pada awal Mei lalu, Bambang Kristiono langsung bergegas ke ruang kerja sahibulbait. Di sana, Ketua Badan Pengawas dan Disiplin Partai Gerindra itu ditanyai Prabowo soal persiapan pemilihan kepala daerah 2020, khususnya di Nusa Tenggara Barat, yang merupakan daerah pemilihan Bambang saat Pemilihan Umum 2019.
Kepada Prabowo, Bambang menjelaskan ada tujuh daerah di Nusa Tenggara Barat yang akan menggelar pemilihan kepala daerah pada 9 Desember mendatang. Daerah itu antara lain Kota Mataram, Kabupaten Lombok Utara, dan Kabupaten Sumbawa. Bambang menjelaskan, sejumlah kader di wilayah itu pun bersiap maju sebagai calon kepala daerah ataupun wakil kepala daerah. “Saya lalu diberi tugas untuk menyukseskan pilkada dan menjaga basis massa di NTB,” ujar Bambang kepada Tempo, Kamis, 9 Juli lalu.
Setelah mendapat tugas dari Prabowo, Bambang pun menjaring kader Gerindra yang bakal bertarung di pilkada. Hasilnya, menurut dia, kader Gerindra akan maju sebagai calon kepala daerah dan calon wakil kepala daerah di enam wilayah. Bambang mengatakan keputusan itu akan diumumkan Prabowo pada akhir Juli ini.
Menurut Bambang, Prabowo mencermati khusus perkembangan pilkada di Nusa Tenggara Barat karena provinsi itu salah satu basis Partai Gerindra. Selama dua kali pemilihan presiden, pada 2014 dan 2019, Prabowo menang di Nusa Tenggara Barat atas rivalnya, Joko Widodo. Perolehan suara dan kursi DPR Gerindra di wilayah itu juga meningkat. Dalam pemilu lalu, jumlah suara Gerindra naik menjadi 443 ribu—dari 263 ribu suara pada pemilihan 2014. Jumlah kursi DPR pun bertambah menjadi dua.
Tak hanya di Nusa Tenggara Barat, kata Bambang, Gerindra akan memaksimalkan kerja mesin partai untuk memenangi pilkada di 9 provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota. Salah satu caranya adalah menerjunkan semua anggota dewan perwakilan rakyat daerah dari Gerindra di tiap provinsi untuk ikut kampanye dan menggalang dukungan bagi calon kepala daerah yang diusung partai. Para anggota legislatif itu pun ditargetkan mendulang suara minimal sama dengan yang didapatkan saat pemilihan 2019.
Bambang mengatakan langkah penguatan basis massa ini dilakukan karena pilkada 2020 berkaitan dengan pemilihan anggota legislatif dan pemilihan presiden 2024. “Gerindra harus memperkuat fondasi di daerah dengan memenangi banyak pilkada,” ujar mantan sekretaris pribadi Prabowo ini.
Ancang-ancang memanaskan mesin partai di pilkada demi pemilihan 2024 juga dilakukan partai lain. Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani mengatakan, dalam pilkada ini, partainya dapat mengajukan calon kepala daerah di 190 wilayah. PPP menargetkan kemenangan minimal di 114 daerah. Beberapa wilayah yang menjadi basis massa PPP adalah Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Madura.
Menurut Arsul, partainya mengajukan syarat bagi pasangan calon yang akan maju ke pilkada untuk ikut memanaskan mesin PPP. “Tapi bukan dalam bentuk mahar berupa beli kursi DPRD untuk dukungan maju,” ujar Arsul, Kamis, 9 Juli lalu. Arsul mengatakan caranya adalah melibatkan partainya dalam segala aktivitas pilkada. Arsul mencontohkan, PPP akan mengurus kampanye dan pencoblosan di 10-20 persen tempat pemungutan suara. Langkah ini dianggap lebih efektif menggerakkan mesin partai karena para pemilih di akar rumput langsung terkena dampak pilkada, bahkan mendapat honor karena menjadi saksi di tempat pemungutan suara.
Arsul mengklaim para calon yang datang ke kantor partainya untuk meminta dukungan harus menjalani tes pengetahuan tentang kondisi daerahnya. Misalnya kondisi demografi, jumlah pesantren dan masjid, serta besarnya anggaran pendapatan dan belanja daerah. Menurut Arsul, pengetahuan ini bisa menjadi strategi memenangkan calon. “Seperti sidang skripsi,” ujar Arsul. Selain itu, Arsul menanyakan kemungkinan alokasi APBD untuk kepentingan pemilih PPP. Misalnya bantuan untuk pondok pesantren, madrasah, dan masjid.
Ketua Partai Kebangkitan Bangsa Ahmad Iman Syukri menuturkan, pilkada 2020 juga menjadi momentum mengikat kontrak politik dengan calon yang mendapat rekomendasi partainya. Perjanjian itu antara lain calon yang terpilih menjadi kepala daerah harus mengembangkan ekonomi alternatif, seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Iman meyakini kontrak politik akan membuat pemilih PKB bergeliat. Sebab, mayoritas pemilih PKB adalah masyarakat tradisional yang tinggal di desa dan membutuhkan pengembangan UMKM.
Ketua Partai Golkar Ace Hasan Syadzily mengatakan partainya telah memetakan daerah yang menjadi basis suara dan yang bisa menambah suara. Daerah yang menjadi basis suar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
a misalnya Kabupaten Bandung dan Indramayu. Di dua wilayah tersebut, Golkar menargetkan angka kemenangan bertambah dibanding pilkada sebelumnya. Sedangkan daerah yang diprediksi bisa menambah suara adalah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara.
Ace mencontohkan, Partai Golkar mengajukan Ketua Golkar Sulawesi Utara Christiany Eugenia Paruntu sebagai calon gubernur provinsi itu. Sebelumnya, Eugenia adalah Bupati Minahasa Selatan. “Kami mendorong figur yang bisa memenangi pilkada dan menambah suara Golkar,” ucapnya.
Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Bambang Wuryanto mempersilakan siapa saja menantang inkumben di Sulawesi Utara, yakni Olly Dondokambey-Steven Kandouw. Olly merupakan Bendahara Umum PDIP. Menurut Bambang, partainya menargetkan kemenangan minimal 60 persen dari 270 daerah yang menyelenggarakan pilkada. Partai banteng pun telah mempersiapkan sejumlah strategi untuk memenangi laga di setiap wilayah, terutama di daerah yang menjadi basis PDIP, seperti Jawa Tengah. Bambang enggan membocorkan strategi partainya.
Pilkada 2020, kata Bambang, menjadi landasan partainya untuk Pemilu 2024. Apalagi total pemilih dalam pilkada ini berjumlah 106,7 juta atau sekitar 53,3 persen dari pemilih pada Pemilu 2019. “Sudah lebih dari separuh pemilih, maka kemenangan pilkada ini penting,” ujarnya.
HUSSEIN ABRI DONGORAN
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo