Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta -Deputi III Kepala Staf Kepresidenan RI Panutan Sulendrakusuma mengatakan hasil estimasi multiplier effect dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika di Nusa Tenggara Barat (NTB) akan mencapai Rp 4,8 triliun. Angka ini muncul berdasarkan evaluasi menggunakan metode ekonomi analisis input-output.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Dari jumlah itu 45,8 persen akan lari ke UMKM atau sekitar Rp 2,2 triliun," kata Panutan dalam keterangan tertulis, Selasa, 15 Februari 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Panutan juga menyebut ajang World Superbike Championship (WSBK) 2021 dan MotoGP 2022, telah berimplikasi besar bagi geliat UMKM setempat, terutama pada sektor pariwisata. Sehingga ke depan, Ia menyebut akan banyak UMKM lokal yang terlibat langsung dalam menunjang wisata prioritas Mandalika.
"Seperti tumbuhnya UMKM penyedia sewa mobil dan motor, akomodasi penginapan homestay, dan camping ground," kata dia.
Beberapa hari terakhir, kru dan pembalap sudah mengikuti tes pramusim MotoGP Mandalika. Mereka kini telah meninggalkan sirkuit dengan berangkat dari Bandara Lombok menggunakan penerbangan sewa (charter flight) menuju Jakarta.
Selanjutnya Panutan juga menyebut pertumbuhan UMKM Mandalika pada akhirnya akan memberikan dampak besar bagi pertumbuhan ekonomi di NTB. Sebab struktur perekonomian Lombok Tengah dan NTB didominasi oleh pelaku UMKM.
"Estimasi pertumbuhan ekonominya 1,7 persen. Itu kontribusi dari KEK Mandalika," kata dia.
Panutan menuturkan pengembangan KEK Mandalika merupakan proyek jangka panjang. Untuk itu, lanjut dia, pemerintah telah mempersiapkan berbagai pendukung untuk menjaga keberlanjutan dampak multiplier ini.
Ia mencontohkan Kawasan Inkubasi Bisnis BRIDA NTB. Kawasan ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas sumber daya ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kapasitas wirausaha berbasis inovasi, teknologi, dan digitalisasi. "Dengan melibatkan SMK, perguruan tinggi vokasi, dan BLK Internasional milik Kementerian Ketenagakerjaan," kata dia.
Selain itu, kata Panutan, KSP juga mendorong penerapan program-program Kementerian Koperasi dan UKM di lokasi ini. Mulai dari revitalisasi kelembagaan dan fasilitasi pembiayaan pasar tematik (pusat oleh-oleh, souvenir dan handicraft), serta lembaga inkubator wirausaha. "Ini dalam rangka dukungan dan pemberdayaan UMKM Mandalika," kata dia.