Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Maskapai British Airways Ancang-ancang PHK 4.300 Pilot

Secara keseluruhan, maskapai-maskapai Eropa telah mengindikasikan bakal memangkas lebih dari 50.000 posisi akibat pandemi corona.

7 Juni 2020 | 06.55 WIB

Ilustrasi British Airways. Sumber: Reuters UK
Perbesar
Ilustrasi British Airways. Sumber: Reuters UK

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Maskapai penerbangan Inggris, British Airways mengancam untuk memecat seluruh pilotnya dan mempekerjakan mereka kembali dengan sistem kontrak. Hal ini akan dilakukan jika negosiasi untuk memangkas 1.300 pilot menemui jalan buntu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Sekretaris Jenderal British Airline Pilots' Association (Balpa) Brian Strutton menyatakan, British Airways mengancam bakal memecat 4.300 pilotnya. Saat ini, perusahaan tersebut tengah bernegosiasi untuk memangkas 1.130 pilot yang diwakili oleh Balpa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Hal ini sangat mempengaruhi perkembangan pembicaraan kami. Langkah tersebut membuat kami mempertanyakan apakah British Airways bahkan mampu melaksanakan hubungan industrial dengan benar dan apakah apapun yang mereka sampaikan bisa dipercaya," katanya seperti dilansir Bloomberg, Ahad 7 Juni 2020.

Perwakilan British Airways menegaskan pihaknya berupaya untuk melindungi sebanyak mungkin karyawannya, namun industri penerbangan global tengah menghadapi masalah terbesar dalam sejarah. Secara keseluruhan, maskapai ini sedang dalam proses memangkas 12.000 pekerjaan. Secara keseluruhan, maskapai-maskapai Eropa telah mengindikasikan bakal memangkas lebih dari 50.000 posisi karena terdampak pandemi Covid-19.

Agar dapat membuka kembali layanannya pada Juli 2020, induk usaha British Airways yakni IAG SA, telah mengirimkan surat menolak rencana karantina kepada Departemen Dalam Negeri Inggris.  Surat itu turut ditandatangani Ryanair Holdings Plc dan EasyJet Plc, keduanya adalah Maskapai Low-Cost Carrier (LCC) terbesar Eropa. 

Adapun rencana karantina yang dimaksud adalah kebijakan yang mewajibkan para wisatawa untuk dikarantina selama 14 hari. Dalam surat dari IAG, disebutkan bahwa kewajiban ini bahkan lebih ketat dibandingkan aturan bagi mereka yang sudah positif terpapar Covid-19.

Di Indonesia, pandemi Covod-19 juga telah membuat maskapai nasional Garuda Indonesia memangkas jumlah pilot.  Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, pemangkasan jumlah pilot tersebut harus dilakukan untuk menyelaraskan supply and demand operasional penerbangan yang saat ini terdampak sangat signifikan oleh pandemi corona. 

Kebijakan tersebut, ujar Irfan, telah melewati pertimbangan yang matang dengan tetap memperhatikan hak-hak dari pegawai yang kontraknya diselesaikan lebih awal. "Ini keputusan berat yang harus kami ambil," ucapnya.

Irfan melanjutkan, Garuda Indonesia tidak akan memperpanjang kontrak kerja dengan pilot dalam status hubungan kerja waktu tertentu. "Melalui penyelesaian kontrak tersebut, Garuda Indonesia tetap memenuhi kewajibannya atas hak-hak penerbang sesuai masa kontrak yang berlaku," kata dia melalui keterangan tertulis, Senin 1 Juni 2020.

Sebelum memecat pilot Garuda, maskapai pelat merah ini telah merumahkan pegawai yang berstatus kontrak alias Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT). Kabar soal ratusan pegawai yang dirumahkan sementara ini awalnya disampaikan oleh Ikatan Awak Kabin Garuda Indonesia (IKAGI). Namun jumlah 800 ini lebih besar dari yang disampaikan IKAGI yang hanya 400 orang, terdiri dari pramugari dan pramugara PKWT. Dari seluruh pegawai yang dirumahkan, tak ada yang mendapatkan gaji, melainkan hanya menerima asuransi kesehatan dan Tunjangan Hari Raya (THR) yang sudah dibayarkan sebelumnya.

BISNIS | EKO WAHYUDI

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus