Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Industri film Indonesia mengalami perkembangan pesat. Di balik kemajuan ini, orang-orang yang berkecimpung di industri ini pun semakin banyak. Tapi, kenapa tak banyak yang ingin menjadi produser?
Baca: Ini Asyiknya Nonton Film di Bioskop Dibanding Platform Digital
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lala Timothy mengatakan rata-rata anak muda hanya tertarik dengan dunia sutradara dan penulis naskah, bukan produser. Padahal, produser juga merupakan bagian yang tak kalah penting dari sebuah film. Sebab, dialah yang akan mengatur semua perencanaan untuk keberhasilan film.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Saya kan sering banget ke daerah-daerah ke komunitas. Rata-rata semuanya mau jadi writer, tapi siapa yang produksi filmnya? Makanya produser penting banget dan dari produser kita ke ranah yang lain," ujar produser film "Wiro Sableng" itu dalam acara "Ngobrol Aja Dulu #2: The Movie Agent" di Jakarta, Kamis, 28 Maret 2019.
Untuk menjadi produser, kata Lala, seseorang harus mengerti soal mengatur keuangan, perencanaan target, mengatur pemain serta menjadi psikolog.
"Kunci menjadi produser adalah manajemen, bagaimana me-manage uang, pegawai dan kru. Dan harus multitasking. Produser juga harus bisa jadi guru, psikolog, dan enggak melulu juga produser harus tahu film, tapi dia harus tahu semua yang ada di film," kata Lala.
Bagi Lala tantangan terbesarnya adalah ketika menjadi produser "Wiro Sableng". Sebab, dia membawahi lebih dari 1.000 orang kru. Selain itu, "Wiro Sableng" juga merupakan sebuah film kolosal dengan banyak adegan berat.
Lala harus bisa memastikan bahwa setiap detail syuting dan perlengkapan film harus berjalan sesuai rencana. Jika tidak akan berpengaruh pada anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Baca: Ernest Prakasa Lebih Senang Menjadi Sutradara atau Produser?
"Untuk film "Wiro Sableng" banyak banget krunya dan budget-nya terbesar. Ini film kolosal pertama saya dan kita baru pertama kali bikin film sekompleks ini. Tanggung jawab berat, karena kerja sama dengan production house luar negeri. Kadang-kadang gemetar juga," kata kakak kandung Marsha Timothy ini.
ANTARA