Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERSAINGAN antara majalah wanita semakin sengit. Mula-mula
Femina tampil sebagai satu-satunya majalah yang digemari kaum
ibu. Beberapa tahun kemudian ketika Kartini terbit, Femina masih
bertahan. Namun, sejak tiga tahun lalu ketika Famili muncul,
persaingan itu mulai terasa. Dan semakin sengit sejak setahun
lalu ketika Sarinah menawarkan pilihan lain.
"Sebenarnya jumlah pembaca juga meningkat, berbareng dengan
bertambahnya jumlah majalah," kata Mesri Pasaribu, 39 tahun,
pimpinan CV Yan Nusantara Agencies, agen besar majalah di
Jakarta.
Di antara empat majalah wanita yang diagemnya, semula Femina
yang paling tinggi. Mesri mengambil 30% dari jumlah Femina yang
dijual di Jakarta, yang menurut perkiraan Mesri sekitar 40.000
eksemplar. Belakangan rekor itu dikebut Sarinah. Mesri
kebagian jatah 60% dari jumlah Sarinah di Jakarta yang
diperkirakannya 58.000 eksemplar. Adapun Kartini dan Famili
yang dijualnya hanya 3.000 dan 500 eksemplar.
Mesri melihat kompetisi ini tidak terbatas pada usaha
meningkatkan mutu,tapi juga dalam merebut pasar. Sarinah
dan Femina, misalnya, sama-sama menyelenggarakan sayembara
berhadiah mobil. "Oplah Sarinah naik l0% ketika bulan Agustus
lalu menawarkan hadiah Daihatsu Charade," kata Mesri.
Sebulan setelah itu, Femina mengiming-iming pembacanya dengan
hadiah sedan lebih mewah: Lancer.
Menurut Widarti Goenawan, pemimpin redaksi dan wakil pemimpin
umum Femina, sayembara berhadiah itu merupakan kebiasaan Femina
sejak lama. Ia mengakui persaingan yang ketat antara sesama
majalah wanita sudah terasa sejak lama. Tapi, penawaran Lancer
kali ini hanya mampu menaikkan 5% dari seluruh oplah Femina.
"Kami tidak mengharapkan kenaikan secara drastis. Sebab, promosi
seperti itu merupakan investasi jangka panjang," katanya
Lukman Umar, 45 tahun, wakil pemimpin umum dan pemimpin
perusahaan Sarinah menerapkan taktik lain. Sayembara berhadiah
mobil itu ia lancarkan dalam dua gelombang, masing-masing selama
tiga bulan. "Dengan begitu, selama tiga bulan pembaca akan
mengikuti Sarinah," katanya. Baru berumur setahun, Sarinah, yang
semula sirkulasinya lebih banyak eceran, sejak gelombang pertama
sayembara itu mengalami kenaikan.
Menurut pengakuan Lukman, yang memulai kariernya sebagai agen
majalah, kini oplah majalahnya hampir 150.000 eksemplar, 60% di
antaranya berasal dari pelanggan tetap. Sejak ada sayembara
berhadiah mobil, sirkulasi Sarinah di Jawa Timur yang semula
hanya 25%, mendadak naik. "Pembaca berbondong-bondong seperti
orang nonton atraksi tukang jual obat," kata Malik, karyawan
agen Sarinah di Surabaya. Di sana ada dua agen Sarinah yang
melayani pembaca seluruh Jawa Timur.
Persaingan itu berlanjut dalam memperebutkan iklan. Berbarengan
dengan kenaikan oplahnya, pemasukan Sarinah di sektor iklan juga
naik secara meyakinkan. Menurut hasil survei PT Surindo Utama -
sebuah perusahaan jasa penelitian di Jakarta -, pada bulan Juni
1983 Sarinah baru mengantungi pembayaran Rp 77 juta Iebih,
sebulan kemudian naik sekitar 36%
Pada bulan yang sama Femina mengeruk Iebih dari Rp 250 juta,
tapi bulan berikutnya menyusut 15%, Dua majalah wanita lainnya
juga mengalami penurunan: Kartini berkurang 5%, (dari Rp 240
juta), bahkan Famili merosot 50%, dari Rp 27 juta. Bulan-bulan
berikutya Femina dan Sarinah tampaknya akan kejar mengejar
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo