Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Okupansi Anjlok, 50 Persen Karyawan OYO Indonesia Kena Dampaknya

Separuh karyawan OYO terpaksa dipotong gaji akibat pandemi corona.

17 Juni 2020 | 12.57 WIB

Hotel Ciputra Semarang berupaya bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Perbesar
Hotel Ciputra Semarang berupaya bertahan di tengah pandemi Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Industri hopistality menjadi sektor yang terdampak saat pandemi virus corona (Covid-19) menginfeksi di seluruh dunia, terutama Indonesia. OYO Indonesia mencatat tingkat okupansi para mitranya anjlok lebih dari 60 persen lantaran wabah virus corona.

Selain anjloknya okupansi, Country Head Emerging Business, OYO Hotels and Homes Indonesia Eko Bramantyo, mengatakan, pandemi ini juga berdampak  kepada setengah dari total 800 karyawan OYO. "Kalau bicara persen itu, kita 50 persen lebih dari total employee yang kita miliki," kata dia dalam diskusi virtual, Rabu 17 Juni 2020.

Sebanyak 50 persen karyawan yang terdampak tersebut tidak dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Melainkan sesuai anjuran Pemerintah mereka tetap diberikan upah namun disesuaikan guna mengurangi beban perusahaan dalam mengahadapi pandemi Covid-19.

Eko mengatakan, hal itu terpaksa dilakukan jika semua bisnis mau bertahan pada saat pandemi. Selain ikuti anjuran Pemerintah tak melakukan PHK, Eko mengatakan, perusahaan menggunakan kembali tenaga kerja tersebut jika kondisi sudah kembali normal. "Mohon maaf memang kondisinya sedemikian luar biasa, tapi kita juga tak ingin melepas rekan-rekan kita karena kita butuh," ucapnya.

Dia pun tak bisa memprediksi kapan pandemi-corona ini akan berakhir. Yang terpenting, kata Eko, adalah bagaimana OYO bisa bertahan terlebih dahulu untuk saat ini. "Kami pikirkan bagaimana revenue kami bisa cukup untuk menghadapi pandemi ini," tuturnya.

Sebelumnya, CEO OYO Ritesh Agarwal menyebut bahwa dampak krisis akibat wabah corona terbilang cukup signifikan terhadap kinerja perusahaan. “Pendapatan turun 50 persen hingga 60 persen dari yang awalnya diperkirakan 10 persen hingga 15 persen. Kami akan memastikan bahwa pekerjaan ini aman sementara kami mengurangi biaya dan merampingkan operasi bisnis,” kata dia seperti dikutip Bisnis, 6 Maret 2020.

Perusahaan rintisan yang mendapat investasi dari SoftBank ini, sejak awal tahun telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada 7.000 lebih karyawan secara global. Adapun, OYO merumahkan kembali 5.000 karyawannya pada Maret 2020.

EKO WAHYUDI l BISNIS

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus