Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Otorita IKN Catat 345 Letter of Intent Calon Investor: Terbanyak Singapura, Jepang, Cina

Saat ini proyek hunian di IKN yang dilakukan oleh investor dari China sedang memasuki evaluasi studi kelayakan.

16 Januari 2024 | 14.31 WIB

Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono saat ditemui di tengah-tengah Rapat Panja RUU IKN di Kompleks DPR/MPR/DPD RI, Jakarta pada Senin, 18 September 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.
Perbesar
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono saat ditemui di tengah-tengah Rapat Panja RUU IKN di Kompleks DPR/MPR/DPD RI, Jakarta pada Senin, 18 September 2023. TEMPO/Amelia Rahima Sari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN Agung Wicaksono mencatat sudah ada sekitar 345 letter of intent (LoI) dari dunia usaha swasta dalam negeri dan luar negeri yang menyatakan siap berinvestasi di IKN, Kalimantan Timur. Detailnya, kata dia, 60 persen dari dalam negeri, dan sisanya 40 persen dari asing.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo

“Yang terbanyak masih dari Singapura, Jepang, kemudian Malaysia, China, dan Korea dan ini tambahan dari Brunei Darussalam dan Arab Saudi karena mereka satu konsorsiun internasional,” ujar Agung dalam konferensi pers virtual pada Selasa, 16 Januari 2024.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dari total LoI itu, Agung menuturkan, sudah ada yang berproses. Dia mencontohkan proyek hunian yang dilakukan oleh investor dari China, di mana proses studi kelayakan sudah selesai dilakukan. Saat ini sedang memasuki evaluasi studi kelayakan.

Setelah itu, nantinya akan ada tender, pemilihan terhadap investor memastikan yang terbaik. Negara yang dijuluki Negeri Tirai Bambu itu melalui perusahaan bernama Citic Construction akan membangun 60 tower untuk Kementerian Pertahanan dan Keamanan.

Sementara dari Malaysia ada Maxim (10 tower hunian ASN) dan IJM (20 tower hunian ASN). “Dari Malaysia, berproses juga. Dua itu sudah nyata, sudah mulai berjalan,” ucap dia.

Sebelumnya, ia mengatakan, investasi yang dilakukan China dan Malaysia itu hadir dengan skema Kerja sama Pemerintah Dengan Badan Usaha (KPBU) atau public private partnership (PPP) secara unsolicited. Selain dari dua negara tersebut, ada juga 6 investor dari dalam negeri yang juga membangun hunian.

Investor tersebut yakni dari Indonesia Summarecon (6 tower hunian aparatur sipil negara/ ASN), Trinitiland (8 tower hunian ASN), PT Nindia Karya (8 tower hunian ASN), Intiland (109 townhouse), Ciputra (10 tower, 20 townhouse), dan Rockfields (3 tower, 30 unit rumah tapak).

M. Khory Alfarizi

Alumnus Universitas Swadaya Gunung Jati, Cirebon, Jawa Barat. Bergabung di Tempo pada 2018 setelah mengikuti Kursus Jurnalis Intensif di Tempo Institute. Meliput berbagai isu, mulai dari teknologi, sains, olahraga, politik hingga ekonomi. Kini fokus pada isu hukum dan kriminalitas.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus