Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Bos merupakan sosok penting yang akan menentukan motivasi dan kesuksesan seseorang dalam bekerja. Ada banyak jenis karakter bos yang akan memengaruhi cara seseorang dalam bekerja. Ada yang kooperatif, tegas, ramah, disiplin, ambisius, dan lain-lain. Perbedaan karakter akan menentukan bagaimana cara seorang karyawan menghadapinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Bagi sebagian orang, tekanan dalam dunia pekerjaan akan mengakibatkan stres. Untuk itu seseorang harus mengenal suasana dan keadaan sekitar, salah satunya memiliki hubungan baik dengan atasan. Dikutip dari berbagai sumber, berikut cara mengidentifikasi sifat bos dan cara menghadapinya:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
1. Megalomania
Bos yang memiliki sikap megalomania lebih cenderung membutuhkan perhatian dan ingin setiap bawahannya patuh dan mengabdi kepada dirinya. Jika sebuah keberhasialan menghampiri, mereka akan cepat mengklaim dan bangga akan hal yang ia dapat.
Berurusan dengan tipe bos seperti ini memang sangat berisiko. Untuk itu seseorang harus lebih berhati-hati ketika berhadapan dengan janji-janji mereka. Bisa jadi hal tersebut tak sesuai dengan harapan.
2. Micromanager
Tipe bos yang satu ini terlalu banyak mencampuri urusan pekerjaan bawahannya. Memang pekerjaan yang dilakukan adalah tanggung jawabnya, namun jika terlalu sering melakukannya seorang karyawan bisa merasa sebagai orang yang tidak dapat dipercaya.
Untuk membiasakan diri dengan bos tipe ini sebaiknya seorang karyawan sering-sering mengajak si bos berkomunikasi atau memberi laporan atas pekerjaan yang telah dilakukan sesering mungkin.
3. Pemimpi
Salah satu tipe bos berikutnya adalah pemimpi. Tak salah jika seseorang punya target dan harapan terhadap kerja kerasnya. Meski begitu, target dan hasil terbaik dapat dicapai dengan cara yang benar pula.
Untuk itu, cara yang tepat ketika berhadapan dengan atasan seperti ini adalah berdiskusi dan menjelaskan secara gamblang jika cara dan strategi yang kerap digunakan tak sesuai.
4. Tak memiliki pendirian
Bagaimana mungkin seorang karyawan dapat mencapai target kerjaan jika tujuan dan arahan dari seorang bos kerap berubah-ubah. Tentu hal ini akan jadi hal yang tak menguntungkan.
Untuk mengatasi permasalahan seperti ini, seorang karyawan harus secara berani menemui atasannya dan berkata jujur akan tugas dan tujuan yang akan dicapai.
5. Arogan
Seorang bos yang bersikap arogan, cenderung menolak ide orang lain dengan gagasan mereka sendiri. Menghalangi lingkungan sekitar untuk membangun kerja sama. Sikap dominan yang kerap mereka tunjukkan akan membuat para karyawan sulit untuk beradaptasi.
Untuk itu, seorang karyawan harus melakukan sebuah percakapan yang konstruktif jika ingin membina hubungan yang baik dengan atasan. Tentu saja, tetap memperhatikan karakter bos.
WINDA OKTAVIA