Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Bisnis

Panic Selling di Pasar Kripto Terimbas Terra Luna, Bagaimana Nasib Bitcoin Cs?

CoinmarketCap mencatat dampak anjloknya pasar kripto selama sepekan mencapai sekitar US$ 270 miliar atau setara Rp 3.952 triliun.

15 Mei 2022 | 09.17 WIB

Ilustrasi Bursa Kripto. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi Bursa Kripto. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Jebloknya pasar kripto selama pekan ini tak sedikit menarik perhatian dunia investasi. Bahkan di dalam dunia cryptocurrency, gejolak itu disebut-sebut membuat stres para investornya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Mengutip Bloomberg pada Jumat lalu, 13 Mei 2022, drama di pasar kripto dimulai saat stablecoin algoritmik TerraUSD jatuh dari peg dolarnya ketika mekanisme kompleks yang dirancang untuk memastikan tautan tiba-tiba berbalik melawannya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hal tersebut yang kemudian menyedot berbagai aset kripto bahkan aset digital terbesar ke dalam pusaran panic selling investor. Berikutnya ada istilah-istilah seperti ‘death spiral’ masuk ke percakapan investor kripto sehari-hari.

Lalu pada pertengahan minggu ini, gejolak itu secara singkat menyeret stablecoin Tether senilai US$ 80 miliar. Tether yang merupakan raksasa pasar dan penggerak utama dalam banyak transaksi, akhirnya sampai mendorong penerbitnya meyakinkan investor bahwa semuanya baik-baik saja.

Produk yang diperdagangkan di bursa terkait dengan kripto pun langsung terjerembab. Hal tersebut terlihat dari anjloknya koin Luna yang bermasalah hingga 99 persen dalam satu hari. Namun, per Jumat kemarin itu juga, suasana tenang telah kembali untuk aset kripto.

Namun begitu, dampak anjloknya pasar kripto sekitar US$ 270 miliar atau setara Rp 3.952 triliun nilai pasar aset kripto hilang, jelas masih terasa. Angka itu dirilis oleh CoinMarketCap.

Ketimbang Oktober 2021, pekan ini menjadi minggu paling fluktuatif untuk Bitcoin. Lalu, pertanyaan berikutnya adalah: Apa sudut lain dari dunia kripto yang mungkin segera terungkap dan menyebabkan kehancuran pasar seperti ini?

Pendiri perusahaan riset crypto Quantum Economics, Mati Greenspan, menyatakan data-data yang terkumpul (post-mortem) adalah pelajaran penting dan vital untuk bisa melangkah maju.

Namun, walaupun sempat melonjak hingga 8,4 persen pada Jumat, Bitcoin tercatat turun 11 persen selama lima hari terakhir. Sedangkan koin Ether telah melemah 20 persen.

Adapun sejumlah altcoin yang lebih kecil terjerembab lebih dalam. Sementara Luna, token yang seharusnya membantu TerraUSD mempertahankan pasaknya, malah kehilangan hampir semua nilainya.

Saat kekacauan di sekitar TerraUSD (UST) semakin dalam, blockchain Terra yang menopangnya berhenti memproses transaksi untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sehari.

Terraform Labs mengatakan dalam sebuah cuitan di Twitter dari akun terverifikasi mereka bahwa validator, entitas yang bertanggung jawab untuk memverifikasi transaksi di blockchain, mengambil langkah untuk membuat rencana menyusun kembali jaringan Terra.

“Kami terkejut melihat platform sebesar Terra ditutup. Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dunia stablecoin terlihat mengkhawatirkan,” kata Mihir Gandhi, mitra di PwC dan pemimpin bisnis transformasi pembayaran di India.

Stablecoin yang lebih tradisional seperti Tether, USDC, dan Binance USD, yang mengacu pada dolar dan cadangan lainnya untuk mendukung pasak mereka, diperdagangkan setara dengan greenback pada Jumat. Ini menunjukkan keruntuhan UST belum mengikis kepercayaan pada token tersebut.

Regulator mencatat gonjang-ganjing stablecoin ini dan berjanji untuk meningkatkan pengawasan. Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, korelasi 40 hari Bitcoin dengan indeks Nasdaq 100 saat ini berada di level 0,82, mendekati rekor.

Adapun korelasi 1 menunjukkan bahwa dua aset diperdagangkan secara serempak. Sedangkan posisi -1 berarti mereka berdagang dengan cara yang berlawanan.

Dengan keterkaitan yang lebih erat dengan pasar saham itu, argumen bahwa aset kripto merupakan diversifikasi yang baik pada saat kondisi pasar saham di bawah tekanan secara tak langsung menjadi terpatahkan. Sebab, yang terjadi saat ini justru sebaliknya, kripto dibuang bersama dengan kelas aset lainnya dalam lingkungan pengetatan kebijakan moneter bank sentral.

BISNIS

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus