Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO,CO. Jakarta - PT Pupuk Indonesia akan meningkatkan produksi pupuk NPK sebanyak 1,4 juta ton sampai 2021. "Target kami setelah 2021 bisa bertambah 1,4 juta ton pertahun, dengan pembangunan pabrik baru untuk produksi pupuk NPK," kata Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat di Jakarta, Senin, 16 Oktober 2017.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Untuk meningkatkan produksi NPK pemerintah menambah pabrik untuk produksi tersebut di pabrik Kujang di Jawa Barat, Pupuk Iskandar Muda di Aceh, Pupuk Kalimantan Timur dan Pupuk Sriwijaya di Palembang. "Kami bangun bertahap untuk meningkatkan produksi NPK," ucapnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selain itu, pihaknya juga sedang meranking efisiensi 14 pabrik pupuk yang menggunakan gas di Indonesia. Soalnya, 95 persen pabrik di Indonesia, menggunakan gas untuk produksi pupuk. "Sedangkan, harga gas di Indonesia, sangat tinggi yang mempengaruhi biaya produksi gas," ucapnya.
Ia menuturkan biaya gas menjadi kebutuhan terbesar dari seluruh total produksi pupuk Indonesia. Jumlahnya, kata dia, mencapai 70 persen dari total biaya produk pupuk. Adapun, harga gas untuk produksi pupuk di Indonesia mencapai USD 6 per ton. "Padahal di dunia USD 1,5-3 per ton," ujarnya. "Ini yang membuat produksi pupuk di Indonesia tinggi."
Selain itu, Aas mengatakan tantangan terberat produksi pupuk Indonesia, adalah bersaing dengan harga jual di internasional. Soalnya, harga jual pupuk di tingkat internasional USD 200 per ton. Sedangkan, harga jual pupuk produksi Indonesia USD 240-260 per ton, karena biaya produksinya tinggi.
Tantangan lain, kata dia, adalah suplai pupuk dunia yang melimpah mencapai 240 juta ton. Sedangkan, pemakaian di dunia hanya 180 juta ton. "Artinya sangat bersaing. Yang kualitasnya baik dan cost rendah yang bisa masuk," ucapnya. "Sedangkan, harga gas pembuatan pupuk di Indonesia tinggi, yang mempengaruhi harga jualnya yang tinggi," ucapnya.
Selain itu, masalah lain adalah banyak pabrik di Indonesia yang sudah tua. Bahkan, dari 14 pabrik pupuk di Indonesia, hampir sebagian besar sudah berusia di atas 30 tahun jika dirata-ratakan.
Dari jumlah pabrik tersebut, 10 pabrik pupuk dimiliki BUMN, sisanya swasta. "Pabrik yang tua pemakaian gasnya lebih tinggi. Tidak seperti pabrik baru yang lebih efisien dalam pemakan gas," ujarnya.
IMAM HAMDI